Denpasar (Antara Bali) - Kepala Kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi Bali Gede Putu Jaya Suartama mengatakan sudah melakukan koordinasi dengan instansi terkait, dalam upaya menangkal masuknya gerakan "Islamic State of Iraq and Syria" (ISIS) ke Pulau Dewata.
Koordinasi dilakukan dengan kepolisian, Forum Kerukunan Antarumat Beragama (FKUB) maupun majelis desa adat.
"Kami terus melakukan koordinasi dengan pihak kepolisian termasuk juga FKUB dan Majelis Desa Pakraman (adat) di seluruh Bali untuk mengantisipasi masuknya gerakan ISIS ke Bali," katanya di Denpasar, Senin.
Ia mengharapkan semua masyarakat harus waspada dengan gerakan tersebut, jangan sampai masuk ke Bali. Sebab gerakan tersebut berkedok dengan salah satu agama tertentu, padahal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) sudah menyatakan bahwa ISIS adalah ideologi politik, bukan sebuah ajaran agama.
"Karena itu kami mengharapkan semua masyarakat Bali untuk saling waspada, jika ada warga yang dianggap mencurigakan supaya melaporkan kepihak berwajib untuk bisa ditangani lebih lanjut," katanya.
Jaya Suartama mengatakan gerakan ISIS adalah gerakan teroris yang berusaha agar bisa masuk dan berkembang di Indonesia.
"Mereka dengan berbagai upaya agar misi dari ISIS tersebut bisa masuk ke Indonesia, apalagi berkedok dengan agama. Namun dari MUI dan majelis tertinggi agama di Indonesia telah menyatakan itu adalah gerakan politik dan sudah dinyatakan dilarang di Tanah Air," ucapnya.
Namun demikian, kata dia, tidak salahnya masyarakat Bali mewaspadai dan tetap menjaga persatuan dan kesatuan di dalam mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
"Indonesia terdiri dari ribuan pulau, suku, adat dan agama. Tentu gerakan ini akan berusaha masuk ke Indonesia dan ingin memecah belah persatuan tersebut," katanya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014
Koordinasi dilakukan dengan kepolisian, Forum Kerukunan Antarumat Beragama (FKUB) maupun majelis desa adat.
"Kami terus melakukan koordinasi dengan pihak kepolisian termasuk juga FKUB dan Majelis Desa Pakraman (adat) di seluruh Bali untuk mengantisipasi masuknya gerakan ISIS ke Bali," katanya di Denpasar, Senin.
Ia mengharapkan semua masyarakat harus waspada dengan gerakan tersebut, jangan sampai masuk ke Bali. Sebab gerakan tersebut berkedok dengan salah satu agama tertentu, padahal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) sudah menyatakan bahwa ISIS adalah ideologi politik, bukan sebuah ajaran agama.
"Karena itu kami mengharapkan semua masyarakat Bali untuk saling waspada, jika ada warga yang dianggap mencurigakan supaya melaporkan kepihak berwajib untuk bisa ditangani lebih lanjut," katanya.
Jaya Suartama mengatakan gerakan ISIS adalah gerakan teroris yang berusaha agar bisa masuk dan berkembang di Indonesia.
"Mereka dengan berbagai upaya agar misi dari ISIS tersebut bisa masuk ke Indonesia, apalagi berkedok dengan agama. Namun dari MUI dan majelis tertinggi agama di Indonesia telah menyatakan itu adalah gerakan politik dan sudah dinyatakan dilarang di Tanah Air," ucapnya.
Namun demikian, kata dia, tidak salahnya masyarakat Bali mewaspadai dan tetap menjaga persatuan dan kesatuan di dalam mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
"Indonesia terdiri dari ribuan pulau, suku, adat dan agama. Tentu gerakan ini akan berusaha masuk ke Indonesia dan ingin memecah belah persatuan tersebut," katanya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014