Denpasar (Antara Bali) - Belasan lukisan klasik Bali karya maestro almarhum I Gusti Nyoman Lempad berhasil diboyong kembali ke Bali setelah puluhan tahun menjadi koleksi para pencinta seni di mancanegara.
"Lukisan yang paling tua dibuat tahun 1937 atau berusia 77 tahun itu kini menjadi koleksi museum di Bali maupun dirawat para kolektor," kata Ketua Panitia Pameran Karya almarhum I Gusti Nyoman Lempad beserta keluarganya I Ketut Budiana di Denpasar, Jumat.
Ia mengatakan, sebanyak 160 lukisan karya Lempad beserta keluarganya akan dipamerkan di Dewangga House of Lempad perkampungan seniman Ubud, Kabupaten Gianyar, selama sebulan, 27 Juli-28 Agustus 2014.
Pembukaan pameran tersebut akan dilakukan bersamaan dengan peluncuran buku "Lempad for The World" yang dicetak setebal 146 halaman dengan kertas berwarna yang menguraikan perjalanan hidup dan aktivitas I Gusti Nyoman Lempad, seorang seniman besar dalam jati diri dan pengabdiannya kepada Bali.
Pande Wayan Suteja Neka (75), pendiri dan pengelola Museum Neka di Perkampungan seniman Ubud, menjelaskan, pada awalnya tahun 1970-an dirinya hanya mengoleksi satu lukisan almarhum I Gusti Made Lempad hingga sekarang bertambah menjadi 24 lukisan.
Hal itu dilakukan dengan memburu lukisan tersebut ke sejumlah negara, termasuk bantuan dari Prof Dr Jacub Vredenbregt, guru besar Fakultas Sastra Universitas Indonesia yang menerima titipan 10 lukisan terbaik Lempad dari Walter Spies, seniman warga negara Jerman yang puluhan tahun pernah bermukim di Ubud.
Prof Dr Jacub kemudian menyerahkan lukisan tersebut kepada Museum Neka ditambah sebuah lukisan koleksinya yang juga karya Lempad.
Ke-24 lukisan Lempad kini menjadi koleksi Museum Neka bersama ratusan lukisan dan ratusan keris yang menjadi koleksi Museum Neka. (ADT)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014
"Lukisan yang paling tua dibuat tahun 1937 atau berusia 77 tahun itu kini menjadi koleksi museum di Bali maupun dirawat para kolektor," kata Ketua Panitia Pameran Karya almarhum I Gusti Nyoman Lempad beserta keluarganya I Ketut Budiana di Denpasar, Jumat.
Ia mengatakan, sebanyak 160 lukisan karya Lempad beserta keluarganya akan dipamerkan di Dewangga House of Lempad perkampungan seniman Ubud, Kabupaten Gianyar, selama sebulan, 27 Juli-28 Agustus 2014.
Pembukaan pameran tersebut akan dilakukan bersamaan dengan peluncuran buku "Lempad for The World" yang dicetak setebal 146 halaman dengan kertas berwarna yang menguraikan perjalanan hidup dan aktivitas I Gusti Nyoman Lempad, seorang seniman besar dalam jati diri dan pengabdiannya kepada Bali.
Pande Wayan Suteja Neka (75), pendiri dan pengelola Museum Neka di Perkampungan seniman Ubud, menjelaskan, pada awalnya tahun 1970-an dirinya hanya mengoleksi satu lukisan almarhum I Gusti Made Lempad hingga sekarang bertambah menjadi 24 lukisan.
Hal itu dilakukan dengan memburu lukisan tersebut ke sejumlah negara, termasuk bantuan dari Prof Dr Jacub Vredenbregt, guru besar Fakultas Sastra Universitas Indonesia yang menerima titipan 10 lukisan terbaik Lempad dari Walter Spies, seniman warga negara Jerman yang puluhan tahun pernah bermukim di Ubud.
Prof Dr Jacub kemudian menyerahkan lukisan tersebut kepada Museum Neka ditambah sebuah lukisan koleksinya yang juga karya Lempad.
Ke-24 lukisan Lempad kini menjadi koleksi Museum Neka bersama ratusan lukisan dan ratusan keris yang menjadi koleksi Museum Neka. (ADT)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014