Denpasar (Antara Bali) - Dinas Perindustrian dan Perdagangan Bali mencatat, perolehan devisa dari perdagangan Terracotta hasil kerajinan masyarakat Bali sudah menembus 1 juta dolar AS selama Januari-Mei 2014, naik 21,38 persen dari periode yang sama 2013 hanya 853 ribu dolar.
Perdagangan ekspor aneka kerajinan berbahan baku tanah liat ini cukup lancar terakhir ini terutama banyak dipesan oleh konsumen asal Italia, Belanda, Jerman dan Amerika Serikat, kata Ni Made Kusuma pengusaha dan eksportir di Denpasar, Kamis.
Perdagangan itu cukup menggembirakan mengingat hasil kerajinan masyarakat Bali selama ini hanya untuk memenuhi kepentingan sendiri, terutama untuk kepentingan ritual adat dan keagamaan, seperti kebutuhan untuk ritual ngaben (bakar mayat).
Berkat komunikasi dan perkembangan dunia pariwisata, maka banyak orang asing yang ingin memiliki dan membeli aneka kerajinan dari tanah liat dengan rancang bangun (desain) yang dibawakan sendiri oleh pemesan, menyebabkan perdagangan ini ke luar negeri lancar.
Ia mengatakan, aneka barang berbahan baku tanah liat biasanya dibuat berupa guci atau gentong yang biasanya dipergunakan sebagai tempat menyimpan beras oleh penduduk setempat, namun kini berkembang berupa tempat hiasan lampu yang banyak ditempatkan di taman.
Piring berbahan baku tanah liat juga banyak diperdagangkan dari Bali dengan berbagai desain unik hadir untuk menemani aktivitas, baik di rumah-rumah makan atau hanya untuk pajangan di ruang tamu atau ditempatkan di tempat strategis oleh pemilik rumah. (ADT)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014
Perdagangan ekspor aneka kerajinan berbahan baku tanah liat ini cukup lancar terakhir ini terutama banyak dipesan oleh konsumen asal Italia, Belanda, Jerman dan Amerika Serikat, kata Ni Made Kusuma pengusaha dan eksportir di Denpasar, Kamis.
Perdagangan itu cukup menggembirakan mengingat hasil kerajinan masyarakat Bali selama ini hanya untuk memenuhi kepentingan sendiri, terutama untuk kepentingan ritual adat dan keagamaan, seperti kebutuhan untuk ritual ngaben (bakar mayat).
Berkat komunikasi dan perkembangan dunia pariwisata, maka banyak orang asing yang ingin memiliki dan membeli aneka kerajinan dari tanah liat dengan rancang bangun (desain) yang dibawakan sendiri oleh pemesan, menyebabkan perdagangan ini ke luar negeri lancar.
Ia mengatakan, aneka barang berbahan baku tanah liat biasanya dibuat berupa guci atau gentong yang biasanya dipergunakan sebagai tempat menyimpan beras oleh penduduk setempat, namun kini berkembang berupa tempat hiasan lampu yang banyak ditempatkan di taman.
Piring berbahan baku tanah liat juga banyak diperdagangkan dari Bali dengan berbagai desain unik hadir untuk menemani aktivitas, baik di rumah-rumah makan atau hanya untuk pajangan di ruang tamu atau ditempatkan di tempat strategis oleh pemilik rumah. (ADT)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014