Denpasar (Antara Bali) - Pemerintah Kabupaten Badung, Bali kembali menggelar "Festival Budaya Pertanian (FBP)" ke-3 tahun 2014 dalam upaya mengangkat eksistensi pertanian di wilayah Badung bagian utara yang diselenggarakan pada 7-10 Agustus mendatang.
"Kegiatan ini kami selenggarakan yang ketiga kalinya. Setiap tahunnya mengalami peningkatan responsif dari masyarakat, karena dalam ajang ini selain memamerkan sektor pertanian unggulan, juga digelar kesenian yang berkaitan dengan budaya pertanian itu sendiri," kata Kepala Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Badung I Gusti Ketut Agung Sudaratmaja di Desa Pelaga, Petang, Kabupaten Badung, Bali, Kamis.
Ia mengatakan kegiatan ini juga dijadikan media penyuluhan pertanian dan sekaligus sebagai momentum evaluasi pembangunan di Kabupaten Badung. Contohnya dalam penyiapan produk untuk pameran, demonstrasi, pemasaran dan sebagainya.
"Dalam FBP kami juga menggelar beberapa lomba, di antaranya lomba karya ilmiah untuk penyuluh pertanian, lomba penyuluhan untuk KTNA, dan pengenalam inovasi pertanian bagi masyarakat maupun siswa," kata Sudaratmaja yang didampingi Kabag Humas dan Protokol Badung Anak Agung Raka Yuda.
Ia mengatakan makna strategis lain dari eksistensi FBP adalah menjawab ketimpangan pembangunan Kabupaten Badung bagian utara dengan selatan.
"Karena itu untuk di Badung bagian utara agar lebih dikenal wisatawan, kami menggelar kegiatan FBP sebagai ajang tahunan mempromosikan potensi-potensi alam yang adal di Badung bagian utara," ujarnya.
Sudaratmaja mengatakan selama ini direpresentasikan sebagai ketimpangan atau dikotomi antara pembangunan pertanian dengan pariwisata.
Untuk memaparkan posisi antarkedua sektor tersebut, kata dia, salah satu solusi yang terbaik adalah dengan membangun sinergitas keduanya. Langkah konkrit untuk upaya itu adalah dengan melibatkan desa wisata, khususnya yang ada di Badung bagian utara seperti Desa Wisata Carangsari, Plaga, Kiadan dan Belok Sidan. (ADT)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014
"Kegiatan ini kami selenggarakan yang ketiga kalinya. Setiap tahunnya mengalami peningkatan responsif dari masyarakat, karena dalam ajang ini selain memamerkan sektor pertanian unggulan, juga digelar kesenian yang berkaitan dengan budaya pertanian itu sendiri," kata Kepala Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Badung I Gusti Ketut Agung Sudaratmaja di Desa Pelaga, Petang, Kabupaten Badung, Bali, Kamis.
Ia mengatakan kegiatan ini juga dijadikan media penyuluhan pertanian dan sekaligus sebagai momentum evaluasi pembangunan di Kabupaten Badung. Contohnya dalam penyiapan produk untuk pameran, demonstrasi, pemasaran dan sebagainya.
"Dalam FBP kami juga menggelar beberapa lomba, di antaranya lomba karya ilmiah untuk penyuluh pertanian, lomba penyuluhan untuk KTNA, dan pengenalam inovasi pertanian bagi masyarakat maupun siswa," kata Sudaratmaja yang didampingi Kabag Humas dan Protokol Badung Anak Agung Raka Yuda.
Ia mengatakan makna strategis lain dari eksistensi FBP adalah menjawab ketimpangan pembangunan Kabupaten Badung bagian utara dengan selatan.
"Karena itu untuk di Badung bagian utara agar lebih dikenal wisatawan, kami menggelar kegiatan FBP sebagai ajang tahunan mempromosikan potensi-potensi alam yang adal di Badung bagian utara," ujarnya.
Sudaratmaja mengatakan selama ini direpresentasikan sebagai ketimpangan atau dikotomi antara pembangunan pertanian dengan pariwisata.
Untuk memaparkan posisi antarkedua sektor tersebut, kata dia, salah satu solusi yang terbaik adalah dengan membangun sinergitas keduanya. Langkah konkrit untuk upaya itu adalah dengan melibatkan desa wisata, khususnya yang ada di Badung bagian utara seperti Desa Wisata Carangsari, Plaga, Kiadan dan Belok Sidan. (ADT)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014