Pahat itu dipukul secara perlahan dengan palu di tangan kanan, mengikuti inspirasi dalam menciptakan karya seni, menggunakan kayu sebagai bahan bakunya.

Sosok pria bertubuh subur itu mengenakan celana dan baju training yang biasa digunakan untuk olahraga itu duduk di lantai, matanya secara teliti mengikuti jari-jari tangan yang memegang pahat, sambil membuang serpihan kayu yang tidak dibutuhkan lagi.

I Gede Wibawa (50), pria kelahiran Yeh Embang, Kabupaten Jembrana, Bali Barat 18 Juni 1964 sudah puluhan tahun menggeluti sebagai seniman patung yang menghasilkan karya-karya inovatif.

Karya seninya itu antara lain berupa puluhan patung Rama Sita untuk memenuhi pesanan dari mitra kerjanya di Malaysia, Australia, dan Jepang. Khusus karya seni yang dikirim ke Jepang berupa bentuk macan masih eksis hingga sekarang.

Karya-karya seninya itu dikirim secara berkesinambungan kepada mitra usahanya di Negeri Sakura, sesuai pesanan yang hingga sekarang masih cukup lancar.

Suami dari Ni Wayan Sekar, S.Pd adalah sosok seniman patung serba bisa, karena sanggup menghasilkan karya patung dari berbagai bahan, selain dari kayu juga membuat patung dari beton, batu padas dan ukiran pada tembok di tempat suci (pura).

Sejumlah karya seni patung itu antara lain berupa patung Sekar Taji di Pura Sekar Taji Kedi Jawa Timur, patung Macan di Banyuwangi, patung Romatyli di Jakarta dan sejumlah patung lainnya untuk kelengkapan tempat suci di sejumlah Pura di Pulau Jawa.

Ayah dari empat putra putri itu juga menghasilkan puluhan patung yang dibuat dari beton dan karya itu sangat monumental hingga sekarang. Dari belasan karya seni itu antara lain berupa patung Mekepung yang dibangun Pemerintah Kabupaten Jembrana di daerah perbatasan wilayah itu dengan Kabupaten Jembrana.

Selain itu patung Bima Ruci sebagai hiasan Taman Pecangakan di depan Kantor Bupati Jembrana, patung Garuda Wisnu Kencana di halaman Kantor Bupati Jembrana dan patung Jaran Rana di sudut Catu Pata (Perempatan) depan Kantor Bupati Jembrana.

Demikian pula pernah membuat patung Adipura, lambang tertinggi dalam bidang kebersihan yang pernah diraih oleh Kabupaten Jembrana, patung jam yang hingga sekarang masih utuh di Desa Pengambengan, Kabupaten Jembrana dan patung naga di Pura Jagatnata Jembrana.

Karya monumental lainnya berupa patung pejuang Kapten Sugianyar di pertigaan Kabupaten Jembrana serta sejumlah patung Genesa dan patung Dewi Saraswati, lambang ilmu pengetahuan di sejumlah sekolah di Bali barat.

Ditularkan

Gede Wibawa, sosok pria yang murah senyum itu dengan gigih menularkan keterampilan yang dimiliki dalam bidang mematung itu kepada generasi muda, termasuk putranya dengan harapan seni patung itu tetap lestari dan berkembang, sebagai bagian dari seni budaya Bali,

Semua orang berpotensi sebagai seniman patung, asalkan mau belajar secara tekun, teliti tanpa putusasa. I Putu Gede Krisna Karsa Wibawa, putra bungsu dari empat bersaudara mewarisi keahlian membuat patung.

Demikian pula anak-anak muda di sekitarnya juga tertarik terhadap seni ukir, termasuk patung, terutama untuk melengkapi hiasan ukiran pada perangkat gamelan Jegog, kesenian khas Kabupaten Jembrana.

Patung dari bahan baku kayu dan batu padas selama ini menjadi salah satu komoditas ekspor andalan Bali dalam meraup devisa maupun sebagai cindera mata bagi wisatawan mancanegara pulang ke negaranya.

Patung dan aneka jenis cindera mata dari bahan baku kayu sentuhan tangan-tangan terampil seniman dan perajin Bali mampu bersaing di pasaran ekspor.

Sentuhan unsur seni dan berbagai jenis rancang bangun karya patung seperti yang digeluti I Gede Wibawa mampu menarik perhatian konsumen mancanegara, sehingga jenis matadagangan bernilai ekonomis tinggi itu banyak dipesan mitra usaha di mancanega.

Patung dari bahan baku kayu dan batu padas merupakan salah satu komoditas unggulan ekspor Bali ke mancanegara. Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Bali mencatat, Bali mampu meraup devisa sebesar 486,06 juta dolar AS selama 2013, naik tipis hanya 0,88 persen dibanding tahun sebelumnya yang hanya 481,83 juta dolar AS.

Sementara triwulan I-2014 menghasilkan sebesar 132,96 juta dolar AS, meningkat 8,35 persen dibanding triwulan yang sama tahun sebelumnya yang tercatat 122,71 juta dolar AS.

Perolehan devisa tersebut ditopang oleh hasil industri kecil dan kerajinan rumah tangga karena mampu memberikan andil sebesar 80 peren dari total perolehan devisa tersebut.

Sektor industri kecil yang ditekuni perajin dan pekerja tingkat rumah tangga di Pulau Dewata termasuk I Gede Wibawa itu mampu menghasilkan devisa sebesar 49,98 juta dolar AS selama tiga bulan pertama 2014, meningkat 9,92 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat 45,47 juta dolar AS.

Sedangkan usaha kerajinan juga tingkat skala rumah tangga yang melibatkan masyarakat pelosok pedesaan menghasilkan 55,96 juta dolar AS, meningkat 11,87 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat 40,76 juta dolar AS.

Patung dan aneka jenis cindera mata lainnya hasil kerajinan dari bahan baku kayu sentuhan tangan-tangan terampil seniman dan perajin Bali mampu bersaing di pasaran ekspor.

Sentuhan unsur seni dan berbagai jenis rancang bangun mampu menarik perhatian konsumen mancanegara, sehingga jenis matadagangan bernilai ekonomis tinggi itu banyak dipesan mitra usaha di Bali.

Cindera mata dari bahan baku kayu itu mampu meraup devisa sebesar 18,92 juta dolar AS pada triwulan I-2014 atas pengapalan 20,92 juta unit, hanya salah satu dari 17 jenis cindera mata hasil kerajinan industri kecil di Bali.  (WDY)

Pewarta: Oleh I Ketut Sutika

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014