Denpasar (Antara Bali) - Sebanyak 70 pasien Rumah Sakit Jiwa Provinsi Bali di Bangli sudah mendapat rekomendasi dari dokter untuk mencoblos atau menggunakan hak pilihnya pada Pemilu Presiden 9 Juli 2014.

"Sampai saat ini, sekitar 70 pasien sudah direkomendasikan bisa menggunakan hak pilihnya. Namun, yang bisa mencoblos kemungkinan masih bisa bertambah sambil menunggu hasil pemeriksaan dokter terhadap pasien lainnya hingga besok," kata Direktur Rumah Sakit Jiwa Provinsi Bali dr Gede Bagus Darmayasa, di Denpasar, Selasa.

Ia mengemukakan, total pasien yang dirawat di rumah sakit jiwa yang terletak di Kabupaten Bangli itu sebenarnya ada 396 orang. Hanya saja, memang tidak semuanya bisa memilih akibat perbedaan kondisi gangguan mental yang dialami.

"Dari keseluruhan pasien, awalnya kami sudah menyampaikan ke Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Bangli ada 136 orang yang dapat dimasukkan dalam daftar pemilih tetap (DPT). Jumlah itu sudah termasuk para petugas RSJ yang akan mencoblos di sana," ujarnya.

Tetapi berdasarkan hasil pemantauan dalam beberapa waktu terakhir, kata dr Bagus, hanya hampir 50 persen dari total DPT atau sekitar 70 pasien yang sudah direkomendasikan untuk memilih, sedangkan sisanya masih dalam tahap pemeriksaan.

"Kalau ternyata pasien sisanya itu kembali mengalami kondisi gaduh dan gelisah, tentu tidak akan diberikan rekomendasi untuk memilih," ucapnya sembari menyebutkan bahwa bagi pasien yang baru dirawat satu minggu atau dua minggu dipastikan tidak akan mendapat rekomendasi.

Bagus menambahkan, untuk menjamin kerahasiaan pilihan pasien, saat mencoblos mereka tidak akan didampingi di dalam bilik suara. Para pasien sebelumnya juga sudah mendapatkan sosialisasi dari KPU.

Ketua KPU Kabupaten Bangli Dewa Agung Lidartawan sebelumnya menyatakan memang nanti ada satu TPS (tempat pemungutan suara) khusus di RSJ, namun yang boleh memilih atau mencoblos hanya mereka yang sudah direkomendasikan oleh dokter, bukan keseluruhan pasien.

"Hasil rekomendasi dokter bisa dikeluarkan pada H-1 Pilpres ataupun tepat pada hari pencoblosan karena dokternya `kan ada di situ. Bisa saja saat hari H itu, ada pasien yang sudah sembuh," ucap Lidartawan. (LHS/ADT)

Pewarta: Oleh Ni Luh Rhismawati

Editor : I Nyoman Aditya T I


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014