Denpasar (Antara Bali) - Ni Made Ras Amanda Gelgel, S.Sos., M.Si, dosen Fakultas Ilmu sosial dan Ilmu Politik Universitas Udayana berhasil meraih gelar doktor pada Program Studi Kajian Budaya Program Pascasarjana Universitas Udayana di Denpasar, Rabu.

Ia mempertahankan desertasi berjudul "Pertarungan Aktor Politik di Media Cetak dalam Pilkada Bangli 2010" di hadapan tim penguji yang diketuai Direktur Program Pascasarjana Unud, Prof. Dr. dr. AA Raka Sudewi SP.S (K) dengan anggota tujuh guru besar.

Ketujuh guru besar anggota tim penguji adalah Prof. Dr. I Gde Parimartha, MA, Prof. Dr. I Wayan Ardika, MA, Prof. Dr. I Nyoman Darma Putra, Prof. Dr. I Made Suastika SJ, Prof. Dr. I Nyoman Kutha Ratna SU, Prof. Dr. I Gde Semadi Astra, Prof. Dr. Emiliana Mariyah MS dan Dr. Putu Sukardja, M.Si.

Ras Amanda mengatakan, media cetak dinilai ampuh sebagai alat komunikasi politik untuk meraih kemenangan dalam pemilihan umun kepala daerah (Pilkada), namun membutuhkan biaya yang sangat mahal.

Karena sekali muat di media cetak membutuhkan biaya Rp16 juta dan media lokal di Bali akan memuatnya asalkan telah membayar sehingga hanya mengutamakan kepentingan ekonomi tidak ada kepentingan politik.

Dari lima paket pasangan bupati dan wakil bupati Bangli yang bertarung pada Pilkada 2010, empat paket di antaranya gagal dalam Pilkada tersebut ada yang mengaku mempunyai hutang terhadap pemasangan iklan mencapai Rp2 miliar.

Ras Amanda yang memfokuskan penelitian pada Pilkada Bangli 2010 menilai para kandidat dan tim suksesnya bertarung dengan memanfaatkan media massa sebagai alat komunikasi yang efektif karena mampu menembus dan menjangkau desa-desa yang terisolir dalam waktu yang singkat.

Penelitian yang dilakukan untuk mengetahui ragam bentuk pertarungan aktor politik di media cetak serta mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhinya serta dampak dan makna dari pertarungan aktor politik tersebut.

Perkembangan sistem pemilihan umum yang paling mendasar di Indonesia terletak pada dua aspek yakni model dan bentuk kampanye. Perkembangan sistem pencaponan adalah dampak dari keputusan Mahkamah Konstitusi yang telah memperkenankan calon independen atau perorangan untuk dapat mengikuti Pilkada tanpa melalui kendaraan partai politik.

Oleh sebab itu media menjadi ajang pertarungan antarkandidat kepala daerah atau peserta pemilu lainnya. Media dinilai memiliki peran yang sangat penting dalam mentransmisi dan menstimulasi permasalahan politik.

Hal itu menjadi sangat penting dalam kampanye partai politik, karena keterbukaan dan kebebasan mengungkapkan pendapat telah menjadi tren global. Kecurangan politik dapat dengan mudah diangkat menjadi isu nasional dan isu global oleh media, ujar Ras Amanda. (WDY)

Pewarta: Oleh I Ketut Sutika

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014