Jakarta (Antara Bali) - Hasil riset Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Institut menyebutkan kerusakan lingkungan masuk ke tahap mengkhawatirkan, karenanya diperlukan terobosan sistematis untuk menghentikan kerusakan lingkungan.

Peneliti Walhi Institut Abdul Wahid Situmorang di Jakarta, Rabu, mengatakan persoalan lingkungan hidup hari ini sudah pada tahap yang mengkhawatirkan, hasil riset Walhi memperlihatkan kondisi lingkungan hidup dalam keadaan status bahaya (air, tanah, udara, sungai dan iklim).

Meski demikian, ia mengatakan penanganan pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup masih dilakukan dengan mempergunakan pendekatan "business as usual".

"Perlu ada terobosan baru yang dilahirkan untuk memperbaiki situasi ini sehingga ke depan tidak menghadapi persoalan lingkungan yang semakin besar," ujar dia.

Peneliti Walhi Institut lainnya Irhash Ahmady mengatakan bahwa dari lima kota yang menjadi sampling sudah cukup mewakili gambaran umum kondisi lingkungan hidup di Indonesia yang mengarah pada satu yakni institusi atau pengurus negara. Publik melihat bahwa kapasitas kelembagaan negara dan penegak hukum masih rendah.

"Ini jadi persoalan pemimpin di setiap level, tidak satu pun yang secara kuat mengagendakan memperbaiki kondisi lingkungan," ujar dia.
        
Irhash yang juga Manager Pengelolaan Pengetahuan Walhi ini juga mengatakan bahwa tidak sedikit pemerintah nasional maupun daerah melaksanakan pendekatan pembangunan kepada eksploitasi sumberdaya alam secara masif tanpa memperhatikan keselamatan masyarakat dan keberlanjutan lingkungan di Indonesia melalui berbagai kebijakan sektor kehutanan, pertambangan, perkebunan dan pertanian.

"Oleh karenanya praktik kekerasan akan terus terjadi ketika rakyat menolak pembangunan yang tidak berpihak," ujar dia. (ADT)

Pewarta: Oleh Virna P Setyorini

Editor : I Nyoman Aditya T I


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014