Denpasar (Antara Bali) - Duta seni Kabupaten Buleleng menampilkan keunikan seni budaya Bali utara pada pawai Pesta Kesenian Bali (PKB) ke-36 yang disaksikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di depan monumen Bajra Sandi Renon Denpasar, Jumat.

Penampilan tim kesenian yang didukung sekitar 260 seniman itu diawali dengan penampilan remaja putri berbusana adat deeng yang merupakan pakaian adat khas Kabupaten Buleleng saat menggelar ritual Pitra Yadnya.

Disusul barisan pembawa lelontek yakni kelengkapan ritual antara lain tedung (payung), tombak, kober dan umbul-umbul, lambang daerah Kabupaten Buleleng yakni Singa Ambara Raja berupa seekor singa terbang dengan membawa jagung jembal.

Lambang Singa Ambara Raja itu dibuat dari bahan alami hasil pertanian antara lain berbagai jenis kacang-kacangan/biji-bijian, beras hitam (injin), jagung gembal, padi, daun lontar dan dari bahan alam lainnya yang hidup dan tumbuh di Bali utara.

Menyusul barisan ibu-ibu dan remaja putri yang mengusung berbagai jenis gebogan yakni rangkaian janur bunga, buah dan jajan yang indah sebagai simbol kemuliaan Tuhan dan kesejahteraan alam.

Gebogan ini sering diparadekan (mapeed) saat ritual berskala besar (Ngusaba) Desa di Kecamatan Sawan, khususnya di wilayah Desa Lemukih.

Khusus gebogan jajan disebut jerimpen yang saat Ngusaba Desa ditarikan oleh ibu-ibu. Keberadaan jerimpen sangat unik dan langka karena tidak semua desa memiliki tradisi seperti itu

Keunikan lainnya adalah teknik pembuatan jajan yang akan ditata memerlukan kesabaran, ketelitian dan konsentrasi yang penuh, sebab jika salah maka jajan itu tidak bisa digunakan untuk jerimpen akibat susah menata dan pemilihan bahan pun harus yang baik dan benar.

Penampilan barisan gebogan diiringi alunan instrumen gamelan khusus yakni Terompong Ngandang yang biasa digunakan untuk mengiringi upacara "Padeengan" yang mendapat sambutan meriah dari ribuan penonton yang memadati sepanjang jalan yang dilalui pesertai pawai.

Presiden Yudhoyono didampingi ibu negara Nyonya Ani Yudhoyono tampak terus mengabadikan jalannya pawai dengan kamera di tangannya.

Kepala negara juga didampingi sejumlah menteri di antaranya Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Marie Elka Pangestu, Menteri ESDM Jero Wacik, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan M Nuh, Menteri Sekretaris Negara Sudi Silalahi dan Sekretaris Kabinet Dipo Alam.

Bali utara dalam pawai PKB itu juga mengetengahkan mobil hias yang dirancang sedemikian rupa dengan menggunakan bunga, buah dan janur.

Di atas mobil yang melewati panggung kehormatan itu tampak dua seniman sesepuh. Salah satunya memainkan gamelan gerantang merupakan seniman joged yang terkenal ulet dan tak mengenal menyerah, dan satunya lagi adalan seniman serba bisa terutama sekali adalah tokoh drama.

Bagian penutup menampilkan pragmentari berjudul Bhuhlila. Buleleng dulu sering disebut Bhuhlila yaitu istilah yang berarti alam yang menyajikan keindahan yang tiada tara, letaknya yang Nyegara Gunung yakni di antara hutan, lembah dan laut yang hingga kini kondisinya masih lestari.

Kondisi demikian menjadikan Buleleng dikenal dengan hasil perkebunan yang unggul seperti kopi, cengkeh, aneka ragam buah (strawberry) dan memiliki aneka jenis satwa.

Untuk mengenang keindahan dan keharmonisan itu para petani pun menata sapi-sapi sebagai pertunjukan seni yang kemudian disebut sapi gerumbungan. Pragementari ini diiringi dengan gamelan baleganjur kreasi. (WDY)

Pewarta: Oleh I Ketut Sutika

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014