Denpasar (Antara Bali) - Pemerintah Kota Denpasar melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan setempat telah dan akan menerbitkan empat judul buku "Jelajah Keris Bali Pusaka Budaya Nusantara".
"Buku jilid pertama telah berhasil diluncurkan tahun 2013 dan kini dalam proses penyusunan buku jilid II yang diharapkan rampung September mendatang," kata Ketua tim penyusunan buku tersebut, Prof Wayan Geriya di Denpasar, Kamis.
Ia mengatakan, buku yang kedua tebalnya sekitar 110 halaman sama seperti buku pertama menyoroti proses pembuatan keris, bahan baku, ritual keris (pasupati) dan cara merawatnya.
Buku yang disusun atas gagasan Wali Kota Denpasar Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra itu diharapkan bisa dilanjutkan dalam penerbitan buku jilid III tahun 2015 serta penggabungan buku jilid I, II dan III pada tahun 2016.
Wayan Geriya menjelaskan, penggabungan ketiga buku Jelajah Keris Bali Pusaka Budaya Nusantara akan ditertibkan dalam dua bahasa yakni Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris.
Buku yang diharapkan menjadi monumental itu untuk dokumentasi di Bali, khususnya Kota Denpasar kepada 208 negara yang selama ini menjadi anggota UNESCO. Hal itu karena keris Indonesia termasuk Bali telah dikukuhkan sebagai karya agung warisan kemanusiaan milik seluruh bangsa di dunia.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Denpasar I Wayan Gatra menambahkan, penerbitan buku tentang keris tersebut dilantarbelakangi begitu besarnya kepedulian masyarakat Bali, khususnya Kota Denpasar, terhadap keris sebagai representasi "ageman" jatidiri.
Selain itu juga memiliki fungsi sosial, nilai kultural spiritual dan taksu, sekaligus bukti respon kreatif terhadap penghargaan UNESCO yang telah menetapkan keris sebagai warisan budaya yang ditetapkan sejak 2005.
Masyarakat bersama Pemerintah Kota Denpasar telah merayakan "Pitenget Rahina tumpek Landep" persembahan khusus untuk keris pusaka sebagai kegiatan multi dimensi sejak tahun 2010.
Kegiatan tersebut antara lain menyangkut ritual, sosial, ekonomi, teknologi, kultural dalam wujud kegiatan pameran keris pusaka, pementasan kesenian, bursa keris, sarasehan keris dan kirab keris pusaka.
Penelitian dan penerbitan buku jelajah keris Bali diharapkan mampu mewujudkan tujuan ganda yakni menyajikan informasi tentang keris Bali secara komprehensif berbasis kajian ilmiah.
Selain itu menumbuhkan semangat sadar pusaka dan cinta bangsa serta melestarikan keris sebagai pusaka budaya kaya makna dengan nilai tambah secara ekonomi, ideologi, edukasi dan budaya memperkuat dinamika Denpasar sebagai kota kreatif dan kota pusaka, ujar Wayan Gatra. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014
"Buku jilid pertama telah berhasil diluncurkan tahun 2013 dan kini dalam proses penyusunan buku jilid II yang diharapkan rampung September mendatang," kata Ketua tim penyusunan buku tersebut, Prof Wayan Geriya di Denpasar, Kamis.
Ia mengatakan, buku yang kedua tebalnya sekitar 110 halaman sama seperti buku pertama menyoroti proses pembuatan keris, bahan baku, ritual keris (pasupati) dan cara merawatnya.
Buku yang disusun atas gagasan Wali Kota Denpasar Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra itu diharapkan bisa dilanjutkan dalam penerbitan buku jilid III tahun 2015 serta penggabungan buku jilid I, II dan III pada tahun 2016.
Wayan Geriya menjelaskan, penggabungan ketiga buku Jelajah Keris Bali Pusaka Budaya Nusantara akan ditertibkan dalam dua bahasa yakni Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris.
Buku yang diharapkan menjadi monumental itu untuk dokumentasi di Bali, khususnya Kota Denpasar kepada 208 negara yang selama ini menjadi anggota UNESCO. Hal itu karena keris Indonesia termasuk Bali telah dikukuhkan sebagai karya agung warisan kemanusiaan milik seluruh bangsa di dunia.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Denpasar I Wayan Gatra menambahkan, penerbitan buku tentang keris tersebut dilantarbelakangi begitu besarnya kepedulian masyarakat Bali, khususnya Kota Denpasar, terhadap keris sebagai representasi "ageman" jatidiri.
Selain itu juga memiliki fungsi sosial, nilai kultural spiritual dan taksu, sekaligus bukti respon kreatif terhadap penghargaan UNESCO yang telah menetapkan keris sebagai warisan budaya yang ditetapkan sejak 2005.
Masyarakat bersama Pemerintah Kota Denpasar telah merayakan "Pitenget Rahina tumpek Landep" persembahan khusus untuk keris pusaka sebagai kegiatan multi dimensi sejak tahun 2010.
Kegiatan tersebut antara lain menyangkut ritual, sosial, ekonomi, teknologi, kultural dalam wujud kegiatan pameran keris pusaka, pementasan kesenian, bursa keris, sarasehan keris dan kirab keris pusaka.
Penelitian dan penerbitan buku jelajah keris Bali diharapkan mampu mewujudkan tujuan ganda yakni menyajikan informasi tentang keris Bali secara komprehensif berbasis kajian ilmiah.
Selain itu menumbuhkan semangat sadar pusaka dan cinta bangsa serta melestarikan keris sebagai pusaka budaya kaya makna dengan nilai tambah secara ekonomi, ideologi, edukasi dan budaya memperkuat dinamika Denpasar sebagai kota kreatif dan kota pusaka, ujar Wayan Gatra. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014