Denpasar (Antara Bali) - Perum Bulog Divisi Regional Bali membeli sebanyak 1.952 ton beras petani setempat pada musim panen April dan Mei 2014, sebagai tambahan persediaan beras untuk stok nasional.
"Kami memang sedikit mampu membeli beras petani, karena harga di pasaran jeuh lebih tinggi dari ketentuan pemerintah, sehingga petani lebih senang menjual ke pasaran," kata Kepala Perum Bulog Divisi Regional Bali, I Wayan Budita di Denpasar Rabu.
Petani bebas memperdagangkan gabah atau beras hasil produksinya ke pasaran, tentu dengan harga yang lebih baik, sehingga tidak harus menjual ke Bulog. Yang penting petani tidak terlalu dirugikan sehinggga bebas menjual matadagangannya, ujar I Wayan Budita.
Bali menjadi daerah kunjungan wisata, bermunculan usaha kuliner dalam menyongsong masyarakat dalam dan luar negeri melakukan liburan di daerah ini, tentu banyak memerlukan beras dengan harga yang melebihi harga patokan pemerintah.
I Wayan Budita menjelaskan, harga gabah hasil produksi petani Bali misalnya rata-rata Rp4.200 per kg gabah kering panen, jauh di atas harga yang ditetapkan pemerintah Rp3.300 per kg, sehingga Bulog tidak wajib membeli beras salah satu kebutuhan pokok masyarakat tersebut.
Jika harga gabah atau beras di pasaran di bawah harga patokan yang tetapkan pemerintah, Bulog wajib membelinya untuk mengangkat harga sehingga petani tidak dirugikan, katanya.
Ia menyebutkan, pihaknya memerlukan sekitar 2.600 ton beras setiap bulan, dimanfaatkan untuk memperlancar program pemerintah yakni meralisasikan beras untuk masyarakat miskin atau Raskin untuk daerah Bali diperlukan 2.300 ton per bulan dan 300 ton lagi memenuhi permintaan dari TNI.
Sedikit pengadaan beras di daerah ini tidak masalah, karena Bali dalam memenuhi keperluan masyarakat berkekurangan dan TNI disamping hasil pengadaan juga mendatangkan dari luar daerah terutama dari Jawa Timur maupun Kalimantan.
Bali dalam memenuhi permintaan akan beras untuk program raskin sepenuhnya mendatangkan dari daerah lain terutama datang dari Jawa timur sekitar 14.107 ton selama 2014 hingga awal Juni, disamping hasil pembelian Bulog kepada petani setempat.
Ia mengatakan, pihaknya dalam merealisasikan beras untuk masyarakat kurang mampu (Raskin) untuk masyarakat di Bali sudah mencapai 14.673 ton atau 81 persen dari sasaran yang ditetapkan sebanyak 18.097 ton hingga 5 Juni 2014.
Menjelang Umat Islam melakukan ibadah Puasa, Bali masih memiliki persediaan beras sebagai stok nasional sebanyak 9.234 ton pada 4 Juni 2014, yang tersimpan di gudang milik Bulog dan jumlah itu akan cukup untuk pemenuhan empat bulan ke depan, tutur I Wayan Budita. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014
"Kami memang sedikit mampu membeli beras petani, karena harga di pasaran jeuh lebih tinggi dari ketentuan pemerintah, sehingga petani lebih senang menjual ke pasaran," kata Kepala Perum Bulog Divisi Regional Bali, I Wayan Budita di Denpasar Rabu.
Petani bebas memperdagangkan gabah atau beras hasil produksinya ke pasaran, tentu dengan harga yang lebih baik, sehingga tidak harus menjual ke Bulog. Yang penting petani tidak terlalu dirugikan sehinggga bebas menjual matadagangannya, ujar I Wayan Budita.
Bali menjadi daerah kunjungan wisata, bermunculan usaha kuliner dalam menyongsong masyarakat dalam dan luar negeri melakukan liburan di daerah ini, tentu banyak memerlukan beras dengan harga yang melebihi harga patokan pemerintah.
I Wayan Budita menjelaskan, harga gabah hasil produksi petani Bali misalnya rata-rata Rp4.200 per kg gabah kering panen, jauh di atas harga yang ditetapkan pemerintah Rp3.300 per kg, sehingga Bulog tidak wajib membeli beras salah satu kebutuhan pokok masyarakat tersebut.
Jika harga gabah atau beras di pasaran di bawah harga patokan yang tetapkan pemerintah, Bulog wajib membelinya untuk mengangkat harga sehingga petani tidak dirugikan, katanya.
Ia menyebutkan, pihaknya memerlukan sekitar 2.600 ton beras setiap bulan, dimanfaatkan untuk memperlancar program pemerintah yakni meralisasikan beras untuk masyarakat miskin atau Raskin untuk daerah Bali diperlukan 2.300 ton per bulan dan 300 ton lagi memenuhi permintaan dari TNI.
Sedikit pengadaan beras di daerah ini tidak masalah, karena Bali dalam memenuhi keperluan masyarakat berkekurangan dan TNI disamping hasil pengadaan juga mendatangkan dari luar daerah terutama dari Jawa Timur maupun Kalimantan.
Bali dalam memenuhi permintaan akan beras untuk program raskin sepenuhnya mendatangkan dari daerah lain terutama datang dari Jawa timur sekitar 14.107 ton selama 2014 hingga awal Juni, disamping hasil pembelian Bulog kepada petani setempat.
Ia mengatakan, pihaknya dalam merealisasikan beras untuk masyarakat kurang mampu (Raskin) untuk masyarakat di Bali sudah mencapai 14.673 ton atau 81 persen dari sasaran yang ditetapkan sebanyak 18.097 ton hingga 5 Juni 2014.
Menjelang Umat Islam melakukan ibadah Puasa, Bali masih memiliki persediaan beras sebagai stok nasional sebanyak 9.234 ton pada 4 Juni 2014, yang tersimpan di gudang milik Bulog dan jumlah itu akan cukup untuk pemenuhan empat bulan ke depan, tutur I Wayan Budita. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014