Denpasar (Antara Bali) - Kadis Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bali Putu Sumantra mengatakan saat ini sekitar 45 persen dari total populasi anjing di Pulau Dewata sudah mendapatkan vaksinasi massal rabies tahap kelima yang dimulai sejak pertengahan April 2014.
"Sampai 31 Mei itu sekitar 158.600 anjing yang tervaksinasi dan hingga sekarang kami perkirakan 160 ribu lebih, dari yang ditargetkan 350 ribu anjing, jadi sekitar 45 persen yang sudah tervaksinasi," katanya, di Denpasar, Senin.
Pihaknya optimistis vaksinasi massal rabies tahap kelima di Bali dapat menjangkau total 350 ribu anjing sesuai dengan yang ditargetkan karena waktu tahapan vaksinasi rabies masih tersisa 1,5 bulan atau akan berakhir 31 Juli 2014.
Anjing yang sudah tervaksinasi tersebut, tambah dia, sudah tersebar pada semua kabupaten/kota di Bali, hanya saja memang belum menjangkau semua dusun. "Yang sudah sekitar 1.600 dusun dari total 3.000 dusun," ucapnya.
Sumantra mengharapkan partisipasi aktif masyarakat untuk turut menyukseskan vaksinasi massal rabies kali ini karena ternyata masih banyak yang dibiarkan bebas atau diliarkan oleh pemiliknya.
"Kendalanya masih seperti dulu-dulu sehingga kami harapkan peran serta masyarakat untuk mau membantu petugas supaya anjingnya tervaksin. Anjing yang tidak tervaksin akan sangat rentan terkena virus rabies," katanya.
Menurut dia, akan sangat bagus sekali kalau semua anjing di Bali sudah tervaksinasi sehingga makin cepat dapat membebaskan Pulau Dewata dari penularan virus rabies.
Anggaran yang dialokasikan untuk pelaksanaan vaksinasi massal rabies tahap kelima, dari penyediaan vaksin, biaya operasional hingga sosialisasi sekitar Rp12 miliar. Dari APBD Bali sekitar Rp5,6 miliar dan APBN sebesar Rp6,4 miliar. Alokasi APBN lebih besar karena pengadaan vaksin bersumber dari dana APBN.
Sebelumya Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali dr Ketut Suarjaya mengatakan kasus gigitan anjing di Bali juga relatif tinggi karena cenderung di atas 100 kasus per hari. "Bahkan tahun-tahun sebelumnya di atas 130 gigitan per hari. Kami mengharapkan jumlah kasus gigitan ke depannya dapat menurun," ujarnya.
Suarjaya mengharapkan masyarakat tetap waspada dan menghindari digigit anjing karena di beberapa tempat masih ditemukan anjing-anjing liar yang positif rabies. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014
"Sampai 31 Mei itu sekitar 158.600 anjing yang tervaksinasi dan hingga sekarang kami perkirakan 160 ribu lebih, dari yang ditargetkan 350 ribu anjing, jadi sekitar 45 persen yang sudah tervaksinasi," katanya, di Denpasar, Senin.
Pihaknya optimistis vaksinasi massal rabies tahap kelima di Bali dapat menjangkau total 350 ribu anjing sesuai dengan yang ditargetkan karena waktu tahapan vaksinasi rabies masih tersisa 1,5 bulan atau akan berakhir 31 Juli 2014.
Anjing yang sudah tervaksinasi tersebut, tambah dia, sudah tersebar pada semua kabupaten/kota di Bali, hanya saja memang belum menjangkau semua dusun. "Yang sudah sekitar 1.600 dusun dari total 3.000 dusun," ucapnya.
Sumantra mengharapkan partisipasi aktif masyarakat untuk turut menyukseskan vaksinasi massal rabies kali ini karena ternyata masih banyak yang dibiarkan bebas atau diliarkan oleh pemiliknya.
"Kendalanya masih seperti dulu-dulu sehingga kami harapkan peran serta masyarakat untuk mau membantu petugas supaya anjingnya tervaksin. Anjing yang tidak tervaksin akan sangat rentan terkena virus rabies," katanya.
Menurut dia, akan sangat bagus sekali kalau semua anjing di Bali sudah tervaksinasi sehingga makin cepat dapat membebaskan Pulau Dewata dari penularan virus rabies.
Anggaran yang dialokasikan untuk pelaksanaan vaksinasi massal rabies tahap kelima, dari penyediaan vaksin, biaya operasional hingga sosialisasi sekitar Rp12 miliar. Dari APBD Bali sekitar Rp5,6 miliar dan APBN sebesar Rp6,4 miliar. Alokasi APBN lebih besar karena pengadaan vaksin bersumber dari dana APBN.
Sebelumya Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali dr Ketut Suarjaya mengatakan kasus gigitan anjing di Bali juga relatif tinggi karena cenderung di atas 100 kasus per hari. "Bahkan tahun-tahun sebelumnya di atas 130 gigitan per hari. Kami mengharapkan jumlah kasus gigitan ke depannya dapat menurun," ujarnya.
Suarjaya mengharapkan masyarakat tetap waspada dan menghindari digigit anjing karena di beberapa tempat masih ditemukan anjing-anjing liar yang positif rabies. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014