Jakarta (Antara Bali) - Negara-negara Eropa meminati produk granit (keramik) dari
Indonesia, khususnya granit motif batik. Produk granit kini sangat
dibutuhkan untuk properti, seperti pembangunan, gedung, pusat
perbelanjaan, apartemen, perumahan.
"Belakangan ini motif batik menjadi tren dan banyak dicari. Motif batik pada granit sangat diminati oleh negara-negara Eropa seperti dari Swiss, Netherland, Prancis. Sedang di kawasan Asia Pasifik, motif batik diburu Korea Selatan, Jepang dan Australia," kata Andrea Petrina Lukas, Sales & Marketing Director PT Asri Pancawarna, dalam keterangan pers di Jakarta, Jumat.
Andrea mengatakan, Indonesia dikenal sebagai salah satu negara penghasil granit besar di dunia dan memiliki kapasitas produksi sebesar 370 juta m2 setelah China, Italia, Spanyol, Turki dan Brasil. "Kekayaan alam Indonesia sebagai penyedia bahan baku pembuatan keramik dan granit tak diragukan lagi," ujarnya.
Menurutnya, motif batik menjadi salah satu inovasi yang ditawarkan produsen batik di Indonesia. Karena itu, untuk memenuhi permintaan pasar, Indogress sebagai pemimpin pasar ketiga di industri ini, selalu meng-update produk sesuai dengan kebutuhan pasar dan rumah tangga masa kini. Saat ini koleksi digitile ini telah diekspor ke 25 negara.
"PT Asri Pancawarna sebagai perusahaan yang menghasilkan produk granite Indogress, berkolaborasi untuk menghargai karya seni asli Indonesia dengan mendisplay produk granite tile yang terinspirasi dari Batik Nyonya Indo yang memiliki visi dan misi yang sama, yakni mengharumkan nama Indonesia di dunia Internasional," katanya.
Andrea menjelaskan, Indogress terus menggenjot motif batik sehingga mampu memproduksi sekitar 500 ribu hingga 600 ribu square meter per bulan dan meningkatkan produksinya hingga 60 persen. Untuk itu, Indogress akan menambah investasinya sekitar Rp 50 miliar.
"Indogress melahirkan koleksi digitile yang diproduksi melalui teknologi digital printing yang memiliki berbagai jenis desain natural dengan spesifikasi teknis terbaik," ujarnya.
Penggunaan teknologi ini sama seperti pada inkjet printer yang biasa digunakan dirumah atau perkantoran, prosesnya dikendalikan secara computerized dengan keunggulan ketajaman gambar, detail gambar serta warna yang dapat tercetak dengan maksimal karena resolusi yang dapat mencapai hampir 360 DPI (Dot Per Inch). Proses kreativitas juga menjadi tidak terbatas karena teknologi ini dapat mencetak disegala jenis permukaan dengan berbagai gambar. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014
"Belakangan ini motif batik menjadi tren dan banyak dicari. Motif batik pada granit sangat diminati oleh negara-negara Eropa seperti dari Swiss, Netherland, Prancis. Sedang di kawasan Asia Pasifik, motif batik diburu Korea Selatan, Jepang dan Australia," kata Andrea Petrina Lukas, Sales & Marketing Director PT Asri Pancawarna, dalam keterangan pers di Jakarta, Jumat.
Andrea mengatakan, Indonesia dikenal sebagai salah satu negara penghasil granit besar di dunia dan memiliki kapasitas produksi sebesar 370 juta m2 setelah China, Italia, Spanyol, Turki dan Brasil. "Kekayaan alam Indonesia sebagai penyedia bahan baku pembuatan keramik dan granit tak diragukan lagi," ujarnya.
Menurutnya, motif batik menjadi salah satu inovasi yang ditawarkan produsen batik di Indonesia. Karena itu, untuk memenuhi permintaan pasar, Indogress sebagai pemimpin pasar ketiga di industri ini, selalu meng-update produk sesuai dengan kebutuhan pasar dan rumah tangga masa kini. Saat ini koleksi digitile ini telah diekspor ke 25 negara.
"PT Asri Pancawarna sebagai perusahaan yang menghasilkan produk granite Indogress, berkolaborasi untuk menghargai karya seni asli Indonesia dengan mendisplay produk granite tile yang terinspirasi dari Batik Nyonya Indo yang memiliki visi dan misi yang sama, yakni mengharumkan nama Indonesia di dunia Internasional," katanya.
Andrea menjelaskan, Indogress terus menggenjot motif batik sehingga mampu memproduksi sekitar 500 ribu hingga 600 ribu square meter per bulan dan meningkatkan produksinya hingga 60 persen. Untuk itu, Indogress akan menambah investasinya sekitar Rp 50 miliar.
"Indogress melahirkan koleksi digitile yang diproduksi melalui teknologi digital printing yang memiliki berbagai jenis desain natural dengan spesifikasi teknis terbaik," ujarnya.
Penggunaan teknologi ini sama seperti pada inkjet printer yang biasa digunakan dirumah atau perkantoran, prosesnya dikendalikan secara computerized dengan keunggulan ketajaman gambar, detail gambar serta warna yang dapat tercetak dengan maksimal karena resolusi yang dapat mencapai hampir 360 DPI (Dot Per Inch). Proses kreativitas juga menjadi tidak terbatas karena teknologi ini dapat mencetak disegala jenis permukaan dengan berbagai gambar. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014