Nusa Dua (Antara Bali) - Wisatawan domestik dan mancanegara menjadikan kompleks Puja Mandala di kawasan Nusa Dua, Bali, sebagai tempat persinggahan favorit.
"Lokasinya strategis sehingga kami biasa membawa wisatawan untuk beristirahat sejenak di tempat ini," kata M. Syakur, ketua rombongan ziarah tujuh makam wali di Bali berasal dari Mojokerto, Jawa Timur, saat mengantarkan anggota rombongannya di Puja Mandala, Nusa Dua, Senin.
Ia mengaku rutin membawa rombongan wisatawan religi berasal dari Jawa Timur yang hendak berziarah ke tujuh makam wali di Bali yang tersebar di Kabupaten Jembrana, Kota Denpasar, Kabupaten Klungkung, Kabupaten Karangasem, dan Kabupaten Buleleng.
Wisatawan religi biasanya singgah di Puja Mandala dalam perjalanan dari objek wisata air di kawasan Tanjung Benoa menuju Pantai Pandawa, Nusa Dua.
Di kompleks rumah ibadah lima agama itu, wisatawan religi biasanya singgah untuk shalat zuhur atau shalat ashar sebelum melanjutkan perjalanan menuju Pantai Pandawa.
"Sejak awal bulan ini kunjungan terus mengalami peningkatan karena kebetulan sudah memasuki musim liburan sekolah," kata Yudi selaku takmir masjid Ibnu Batutah di kompleks Puja Mandala.
Ia menyebutkan jumlah rata-rata pengunjung masjid tiga lantai itu mencapai angka 1.000 orang per hari, baik pria maupun wanita.
Masjid Ibnu Batutah pada 2014 meraih juara II nasional dari Kementerian Agama di bidang "imarah" atau kegiatan keagamaan rutin.
Selain Masjid Ibnu Batutah, di lahan seluas 2,5 hektare di bawah penguasaan PT Bali Tourism Development Corporation itu, berdiri Gereja Bunda Maria Segala Bangsa (Katolik), Gereja Bukit Doa (Kristen), Wihara Budhina Guna (Buddha), dan Pura Jagatnatha (Hindu).
Pembangunan Puja Mandala digagas oleh Menteri Pariwisata, Pos, dan Telekomunikas Joop Ave pada 1996 sebagai perlambang toleransi umat beragama di Pulau Dewata.
Pengurus rumah ibadah lima agama saling membantu setiap kali digelar kegiatan ritual berskala besar di kompleks Puja Mandala. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014
"Lokasinya strategis sehingga kami biasa membawa wisatawan untuk beristirahat sejenak di tempat ini," kata M. Syakur, ketua rombongan ziarah tujuh makam wali di Bali berasal dari Mojokerto, Jawa Timur, saat mengantarkan anggota rombongannya di Puja Mandala, Nusa Dua, Senin.
Ia mengaku rutin membawa rombongan wisatawan religi berasal dari Jawa Timur yang hendak berziarah ke tujuh makam wali di Bali yang tersebar di Kabupaten Jembrana, Kota Denpasar, Kabupaten Klungkung, Kabupaten Karangasem, dan Kabupaten Buleleng.
Wisatawan religi biasanya singgah di Puja Mandala dalam perjalanan dari objek wisata air di kawasan Tanjung Benoa menuju Pantai Pandawa, Nusa Dua.
Di kompleks rumah ibadah lima agama itu, wisatawan religi biasanya singgah untuk shalat zuhur atau shalat ashar sebelum melanjutkan perjalanan menuju Pantai Pandawa.
"Sejak awal bulan ini kunjungan terus mengalami peningkatan karena kebetulan sudah memasuki musim liburan sekolah," kata Yudi selaku takmir masjid Ibnu Batutah di kompleks Puja Mandala.
Ia menyebutkan jumlah rata-rata pengunjung masjid tiga lantai itu mencapai angka 1.000 orang per hari, baik pria maupun wanita.
Masjid Ibnu Batutah pada 2014 meraih juara II nasional dari Kementerian Agama di bidang "imarah" atau kegiatan keagamaan rutin.
Selain Masjid Ibnu Batutah, di lahan seluas 2,5 hektare di bawah penguasaan PT Bali Tourism Development Corporation itu, berdiri Gereja Bunda Maria Segala Bangsa (Katolik), Gereja Bukit Doa (Kristen), Wihara Budhina Guna (Buddha), dan Pura Jagatnatha (Hindu).
Pembangunan Puja Mandala digagas oleh Menteri Pariwisata, Pos, dan Telekomunikas Joop Ave pada 1996 sebagai perlambang toleransi umat beragama di Pulau Dewata.
Pengurus rumah ibadah lima agama saling membantu setiap kali digelar kegiatan ritual berskala besar di kompleks Puja Mandala. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014