Denpasa (Antara Bali) - Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali dr Ketut Suarjaya, mengatakan satu pasien berinisial AOk (26) yang usai umrah dirawat di RSUP Sanglah, Denpasar, ternyata berdasarkan pemeriksaan laboratorium negatif terinfeksi Coronavirus (MERS-CoV).
"Berdasarkan hasil pemeriksaan Laboratorium Biologi Molekuler (Biomol) Universitas Udayana dan Litbangkes Kementerian Kesehatan menunjukkan pasien negatif mengidap MERS-CoV," katanya, di Denpasar, Minggu.
AOk merupakan pasien kedua di RSUP Sanglah yang sebelumnya diduga (suspect) MERS-CoV (Middle East Respiratory Syndrome Coronavirus), hari ini juga telah diizinkan meninggalkan rumah sakit terbesar di Bali itu.
"Meskipun pasien kedua ini juga negatif, tetapi kami minta KKP (Kantor Kesehatan Pelabuhan) untuk tetap mengawasi setiap kedatangan dari Timur Tengah. Kami juga sudah memantapkan koordinasi dengan KKP," katanya.
Menurut dia, semua jamaah haji yang datang dari umrah wajib diperiksa kesehatannya begitu tiba.
"Memang hal ini bukan sesuatu yang baru. Tetapi diintensifkan kembali setiap ada informasi tentang penyakit yang berpotensi menimbulkan kejadian luar biasa (KLB)," ujar Suarjaya.
Di sisi lain, pihaknya juga sudah mengajak semua rumah sakit di Bali untuk bekerja sama dan bersiap memberi penanganan yang tepat jika ternyata ditemukan pasien yang terduga terjangkit virus yang merebak di Arab Saudi itu. (M038)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014
"Berdasarkan hasil pemeriksaan Laboratorium Biologi Molekuler (Biomol) Universitas Udayana dan Litbangkes Kementerian Kesehatan menunjukkan pasien negatif mengidap MERS-CoV," katanya, di Denpasar, Minggu.
AOk merupakan pasien kedua di RSUP Sanglah yang sebelumnya diduga (suspect) MERS-CoV (Middle East Respiratory Syndrome Coronavirus), hari ini juga telah diizinkan meninggalkan rumah sakit terbesar di Bali itu.
"Meskipun pasien kedua ini juga negatif, tetapi kami minta KKP (Kantor Kesehatan Pelabuhan) untuk tetap mengawasi setiap kedatangan dari Timur Tengah. Kami juga sudah memantapkan koordinasi dengan KKP," katanya.
Menurut dia, semua jamaah haji yang datang dari umrah wajib diperiksa kesehatannya begitu tiba.
"Memang hal ini bukan sesuatu yang baru. Tetapi diintensifkan kembali setiap ada informasi tentang penyakit yang berpotensi menimbulkan kejadian luar biasa (KLB)," ujar Suarjaya.
Di sisi lain, pihaknya juga sudah mengajak semua rumah sakit di Bali untuk bekerja sama dan bersiap memberi penanganan yang tepat jika ternyata ditemukan pasien yang terduga terjangkit virus yang merebak di Arab Saudi itu. (M038)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014