Denpasar (Antara Bali) - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari Elka Pangestu mengatakan merebaknya virus Mers-Cov tidak akan mempengaruhi pariwisata di Bali dan Indonesia umumnya.
"Komponen pariwisata tetap melakukan antisipasi terhadap virus Mers-Cov walau virus itu bukan dari negara kita, tetapi dari negara terpapar yakni di Timur Tengah. Jadi saya yakin tidak akan mempengaruhi kunjungan wisata ke Indonesia," katanya di Denpasar, Sabtu.
Ia mengatakan terlebih langkah cepat Pemerintah Indonesia dalam melakukan langkah-langkah untuk mengantisipasi merebaknya virus Mers sudah sangat luar biasa.
Ia mengatakan walau tidak mempengaruhi pariwisata di Bali, namun sangat diharapkan pengawasan dan kewaspadan dari semua elemen pariwisata di Pulau Dewata.
"Saya harapkan kepada pemandu wisata, hotel, restoran, harus ikut melakukan pengawasan terhadap kemungkinan akibat terinfeksi virus tersebut. Artinya, bila mengetahui ada tamu dari wiayah Timur Tengah, maka perlu segera bertanya, berkomunikasi, dan harus lebih proaktif untuk melakukan pendekatan terhadap tamu berasal dari negara terpapar atau pernah berada di negara tersebut," katanya.
Ia meminta para pemandu wisata atau "tour leader", bila menemukan tamu dengan gejala medis seperti panas, batuk, ada gejala flu, maka segera melakukan atau melaporkan kepada petugas terkait untuk segera diisolasi, dirawat, dirujuk ke rumah sakit yang memiliki fasilitas lengkap.
"Jangan sampai dibiarkan begitu saja, sehingga dia akan berubah menjadi penular dari manusia ke manusia," ujarnya.
Sementara itu, petugas kesehatan di Bandar Udara I Gusti Ngurah Rai Bali saat ini sudah memasang alat "thermo scanner" atau pemindai suhu tubuh manusia. Sehingga wisatawan yang baru tiba di bandara tersebut akan melewati alat kesehatan itu guna mendeteksi suhu tubuhnya. Bila dicurigai ada gejala virus Mers maka akan dilakukan pemeriksaan di ruang karantina kedatangan bandara internasional itu. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014
"Komponen pariwisata tetap melakukan antisipasi terhadap virus Mers-Cov walau virus itu bukan dari negara kita, tetapi dari negara terpapar yakni di Timur Tengah. Jadi saya yakin tidak akan mempengaruhi kunjungan wisata ke Indonesia," katanya di Denpasar, Sabtu.
Ia mengatakan terlebih langkah cepat Pemerintah Indonesia dalam melakukan langkah-langkah untuk mengantisipasi merebaknya virus Mers sudah sangat luar biasa.
Ia mengatakan walau tidak mempengaruhi pariwisata di Bali, namun sangat diharapkan pengawasan dan kewaspadan dari semua elemen pariwisata di Pulau Dewata.
"Saya harapkan kepada pemandu wisata, hotel, restoran, harus ikut melakukan pengawasan terhadap kemungkinan akibat terinfeksi virus tersebut. Artinya, bila mengetahui ada tamu dari wiayah Timur Tengah, maka perlu segera bertanya, berkomunikasi, dan harus lebih proaktif untuk melakukan pendekatan terhadap tamu berasal dari negara terpapar atau pernah berada di negara tersebut," katanya.
Ia meminta para pemandu wisata atau "tour leader", bila menemukan tamu dengan gejala medis seperti panas, batuk, ada gejala flu, maka segera melakukan atau melaporkan kepada petugas terkait untuk segera diisolasi, dirawat, dirujuk ke rumah sakit yang memiliki fasilitas lengkap.
"Jangan sampai dibiarkan begitu saja, sehingga dia akan berubah menjadi penular dari manusia ke manusia," ujarnya.
Sementara itu, petugas kesehatan di Bandar Udara I Gusti Ngurah Rai Bali saat ini sudah memasang alat "thermo scanner" atau pemindai suhu tubuh manusia. Sehingga wisatawan yang baru tiba di bandara tersebut akan melewati alat kesehatan itu guna mendeteksi suhu tubuhnya. Bila dicurigai ada gejala virus Mers maka akan dilakukan pemeriksaan di ruang karantina kedatangan bandara internasional itu. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014