Jakarta (Antara Bali) - Sebagian peserta Ujian Nasional (UN) Sekolah Menengah Pertama
(SMP) mengaku sempat bingung ketika diberi soal pendamping saat ujian
mata pelajaran Bahasa Indonesia, Senin.
"Awalnya bingung kenapa ada dua soal karena tidak diberitahu sebelumnya tapi setelah itu tidak masalah," kata Aldimulyawan, siswa SMP 280 Menteng, Jakarta Pusat, usai ujian.
Aldi, yang mengaku sempat kesulitan mengerjakan soal terkait majas, mengatakan pemberian dua jenis soal tidak menjadi hambatan dalam mengerjakan soal.
Siswa lain, Jamiah, juga sempat kaget saat mendapat dua jenis soal. Tapi ia mengaku bisa mengerjakan 50 soal ujian Bahasa Indonesia dengan baik.
Jamiah menuturkan kedua soal tersebut dibedakan berdasarkan sampul. Soal dari nomor satu hingga 12 serta soal nomor 39 sampai 50 tidak disampul. Sedangkan lembar soal lainnya, nomor 13 hingga nomor 38 disampul.
"Soal nomor 13 sampai 38 isinya soal cerita dan surat untuk pesan singkat," jelas siswi berkacamata itu.
"Tidak ada nama pejabat dalam soal," tambah Jamiah saat ditanya apakah ada nama sejumlah tokoh pejabat.
Wakil Kepala Sekolah SMP 280 Bakri mengaku baru tahu pagi ini kalau ada soal pendamping yang diberikan kepada siswa.
"Tidak tahu kenapa ada soal pendamping itu, bisa saja untuk mengecoh kalau saja ada bocoran misalnya atau terkait munculnya nama Jokowi dalam soal ujian bahasa Indonesia pada UN SMA," jelas Bakri, yang juga guru olahraga.
Bakri yakin pemberian soal pendamping tidak menghambat para siswanya mengerjakan soal UN.
"Mereka kan langsung diarahkan sebelum ujian dimulai. Keterangannya juga sudah ditulis di papan tulis, jadi saya rasa tidak masalah," ujar Bakri.
Nama kandidat calon presiden dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Joko Widodo (Jokowi) pernah muncul di soal UN Bahasa Indonesia tingkat SMA, SMK, Madrasah Aliyah.
Nama Jokowi juga muncul dalam soal UN Bahasa Inggris tingkat SMA, SMK, dan Madrasah Aliyah.
Jokowi yang juga Gubernur DKI Jakarta sempat menyatakan keberatan namanya ada dalam soal UN, apalagi UN berlangsung menjelang menjelang Pemilihan Presiden 2014.(WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014
"Awalnya bingung kenapa ada dua soal karena tidak diberitahu sebelumnya tapi setelah itu tidak masalah," kata Aldimulyawan, siswa SMP 280 Menteng, Jakarta Pusat, usai ujian.
Aldi, yang mengaku sempat kesulitan mengerjakan soal terkait majas, mengatakan pemberian dua jenis soal tidak menjadi hambatan dalam mengerjakan soal.
Siswa lain, Jamiah, juga sempat kaget saat mendapat dua jenis soal. Tapi ia mengaku bisa mengerjakan 50 soal ujian Bahasa Indonesia dengan baik.
Jamiah menuturkan kedua soal tersebut dibedakan berdasarkan sampul. Soal dari nomor satu hingga 12 serta soal nomor 39 sampai 50 tidak disampul. Sedangkan lembar soal lainnya, nomor 13 hingga nomor 38 disampul.
"Soal nomor 13 sampai 38 isinya soal cerita dan surat untuk pesan singkat," jelas siswi berkacamata itu.
"Tidak ada nama pejabat dalam soal," tambah Jamiah saat ditanya apakah ada nama sejumlah tokoh pejabat.
Wakil Kepala Sekolah SMP 280 Bakri mengaku baru tahu pagi ini kalau ada soal pendamping yang diberikan kepada siswa.
"Tidak tahu kenapa ada soal pendamping itu, bisa saja untuk mengecoh kalau saja ada bocoran misalnya atau terkait munculnya nama Jokowi dalam soal ujian bahasa Indonesia pada UN SMA," jelas Bakri, yang juga guru olahraga.
Bakri yakin pemberian soal pendamping tidak menghambat para siswanya mengerjakan soal UN.
"Mereka kan langsung diarahkan sebelum ujian dimulai. Keterangannya juga sudah ditulis di papan tulis, jadi saya rasa tidak masalah," ujar Bakri.
Nama kandidat calon presiden dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Joko Widodo (Jokowi) pernah muncul di soal UN Bahasa Indonesia tingkat SMA, SMK, Madrasah Aliyah.
Nama Jokowi juga muncul dalam soal UN Bahasa Inggris tingkat SMA, SMK, dan Madrasah Aliyah.
Jokowi yang juga Gubernur DKI Jakarta sempat menyatakan keberatan namanya ada dalam soal UN, apalagi UN berlangsung menjelang menjelang Pemilihan Presiden 2014.(WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014