Jakarta (Antara Bali) - Tingkat kelulusan Ujian Nasional (UN) tingkat SMA sederajat
tahun 2014 mencapai 99,52 persen dari total peserta UN di seluruh
Indonesia yang berjumlah 1.632.757 siswa, kata Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Mohammad Nuh.
"Sebanyak 7.811 siswa SMA (0,48 persen) dinyatakan tidak lulus UN.
Sementara tingkat kelulusan untuk jenjang SMK/MA, yaitu sebesar 99,90
persen. Dari 1.171.907 peserta UN SMK/MA, ada 1.159 siswa yang tidak
lulus. Dengan demikian, persentase kelulusan SMA turun 0,01 persen dan
SMK turun 0,04 persen," kata Mohammad Nuh saat mengumumkan hasil Ujian
Nasional SMA/SMK sederajat di Jakarta, Senin.
Sekolah sendiri akan mengumumkan hasil UN di sekolah masing-masing hari ini.
M
Nuh mengatakan, kelulusan peserta didik SMA/MA dan SMK ditetapkan
berdasarkan perolehan nilai akhir (NA). Nilai akhir merupakan gabungan
dari 60 persen nilai UN dan 40 persen nilai ujian sekolah/madrasah.
Peserta didik SMA/SMK/MA dinyatakan lulus UN apabila nilai rata-rata NA
paling rendah 5,5 dan nilai mata pelajaran paling rendah 4,0.
Dari keseluruhan nilai nasional, terdapat 16.497 sekolah (89,40
persen) dengan tingkat kelulusan 100 persen. Sementara itu tidak ada
sekolah dengan tingkat kelulusan 0 persen, kata Mendikbud yang dalam
keterangannya didampingi Dirjen Dikdas Hamid Muhammad, Dirjen Dikmen
Achmad Djaziedi, Kabalitbang Kemendikbud M Furqon, dan Kepala BSNP Edhie
Baskoro.
Terkait dugaan kecurangan yang terjadi selama penyelenggaraan UN,
Mendikbud mengatakan hal tersebut sulit dibuktikan melihat hasil
analisis perolehan nilai UN yang nilai rata-rata setiap mata
pelajarannya mencapai nilai 5 ke atas.
"Agak susah diterima dengan logika yang simpel kalau ada kecurangan
yang masif rata-rata bisa 5 koma. Kami tetap berdasarkan realita
analisis," tuturnya.
Mohammad Nuh lebih lanjut menjelaskan ujian nasional (UN) membuat
persebaran nilai menjadi lebih lebar, sehingga dapat terlihat lebih
nyata kemampuan siswa terhadap pelajaran yang diterima selama sekolah.
Hal ini berbeda dengan ujian sekolah (US) yang memiliki deviasi kecil,
di mana sebaran nilai mengumpul lebih sempit. Ini menunjukkan bahwa
nilai rata-rata siswa relatif tinggi, sehingga tidak terlihat mana siswa
yang bagus maupun yang tidak.
"Kita bisa bandingkan. Nilai sekolah yang diperoleh dari nilai rapor
semester 3, 4, dan 5, jika digabung, rata-ratanya mencapai 8,39.
Bandingkan dengan UN murni SMA/MA yang rata-ratanya 6,12," katanya.
Hasilnya, setelah US dan UN digabungkan, nilai rata-ratanya menjadi
7,02 dengan standar deviasi 0,87. "Itulah mengapa rekan-rekan di
perguruan tinggi negeri bersedia menggunakan nilai UN sebagai salah satu
instrumen untuk menentukan kelulusan penerimaan calon mahasiswa baru",
tambahnya.(WDY)
Secara Nasional, Kelulusan UN SMA Capai 99,52 Persen
Selasa, 20 Mei 2014 10:40 WIB