Jakarta (Antara Bali) - Analis pasar modal Haryajid Ramelan menilai belum adanya kepastian nama calon presiden akan membuat calon perusahaan tercatat (emiten) menunda pelaksanaan penawaran umum perdana saham (IPO) kuartal ini.

"Beberapa calon emiten akan berpikir ulang untuk IPO, melihat calon presidennya nanti," ujar Haryajid Ramelan yang juga Ketua Asosiasi Analis Efek Indonesia di Jakarta, Rabu.

Menurut dia, calon emiten yang menunda IPO itu diperkirakan go public setelah ada kepastian keputusan nama calon presiden mendatang.

Meski demikian, menurut dia, kinerja pasar modal Indonesia tetap masih akan berkembang meski sentimen saat ini cenderung bervariasi.

"Pasar modal Indonesia sedang membangun kompetensi," ucap Haryajid.

Sementara itu, Deputi Pengawas Pasar Modal II OJK Noor Rachman mengatakan tujuh perusahaan masuk daftar proses IPO.

Ia mengharapkan tren kinerja pasar modal Indonesia yang saat ini sedang menguat dapat mendorong IPO demi mendapatkan pendanaan untuk ekspansi usaha.

Per 29 April 2014, kinerja indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) salah satu tertinggi di dunia mencapai 12,8 persen, kata dia.

Sampai 30 April 2014, kenaikan IHSG BEI mencapai 13,24 persen, sementara bursa Pilipina menguat13,89 persen, dan bursa Thailand 8,95 persen.

Sedangkan bursa saham yang tureun sepanjang tahun ini diantaranya Nikkei Jepang turun 12,20 ersen, Hang Seng 5,03 persen, dan SSE Comp (China) turun 4,24 persen. (WDY)

Pewarta: Oleh Zubi Mahrofi

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014