Denpasar (Antara Bali) - Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Bali, Made Gunaja mengemukakan usaha pemindangan ikan tongkol yang dipusatkan di kawasan Kusamba, Kabupaten Klungkung, sejauh ini masih terkendala tingginya biaya konsumsi listrik.

"Tingginya konsumsi listrik itu yakni sekitar Rp9 juta per bulan karena digunakan untuk mengoperasikan instalasi pengolahan air limbah (IPAL). Masyarakat adat di daerah Kusamba yang mengelola usaha pemindangan tersebut mengaku cukup berat jika terus-menerus seperti itu," katanya di Denpasar, Rabu.

Ia mengemukakan bahwa usaha pemindangan ikan di Kusamba dikelola oleh 72 orang yang merupakan masyarakat setempat. Setiap harinya mereka mampu memproduksi hingga 10 ton tongkol yang sudah menjadi pindang. Tongkol yang didatangkan tidak hanya dari kawasan sekitar, namun juga dari nelayan di Kabupaten Karangasem dan Kedonganan, Kabupaten Badung.

"Sebelumnya memang di sana tidak dilengkapi IPAL, namun karena nelayan mengeluhkan limbah cair usaha pemindangan yang berakibat pada tumbuh suburnya plankton di laut yang akhirnya mengganggu habitat ikan cakalang, sehingga Kementerian Kelautan dan Perikanan memfasilitasi penyediaan IPAL," ujarnya.

Gunaja sependapat jika semua industri tidak boleh mencemari lingkungan, namun patut dipikirkan juga nasib masyarakat yang menekuni usaha pemindangan agar mereka tidak gulung tikar.

"Kami saat ini masih melakukan kajian kemungkinan sumber listrik untuk menggerakkan IPAL itu berasal dari solar cell atau menggunakan panel tenaga surya sehingga masyarakat di sana tidak perlu mengeluarkan biaya konsumsi listrik yang tinggi," katanya.

Pihaknya juga masih menghitung tingkat efisiensi dan efektivitas dari penggunaan solar cell dibandingkan dengan listrik agar jangan sampai mengganggu proses pemindangan.

"Usulan penggunaan solar cell ini juga sudah mendapat dukungan dari Komisi IV DPR, tinggal kini kajian-kajian kami lengkapi," kata Gunaja.

Hasil pemindangan dari Kusamba tersebut, tambah dia, dipasarkan untuk kebutuhan masyarakat Bali. Jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, pada 2014 ini terjadi peningkatan permintaan setiap harinya sekitar dua ton. Pada 2013, rata-rata pengusaha pemindangan Kusamba memproduksi delapan ton per hari.  (WDY)

Pewarta: Oleh Ni Luh Rhismawati

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014