Magelang (Antara Bali) - Umat Katolik mengikuti misa kudus "Kamis Putih" sebagai
rangkaian perayaan Tri Hari Suci Paskah 2014 di berbagai gereja, untuk
mengenang saat Yesus melakukan perjamuan terakhir dengan para muridnya,
sebelum disalib.
Misa Kamis Putih di Gereja Santo Ignatius Kota Magelang, Jawa Tengah, Kamis malam dipimpin oleh Romo A.R. Yudono Suwondo berlangsung dalam suasana takzim, antara lain ditandai dengan prosesi mengenang saat Yesus membasuh kaki 12 rasul, perarakan hosti suci, dan dilanjutkan dengan doa tuguran oleh umat.
Rangkaian Tri Hari Suci Paskah, meliputi Kamis Putih, Jumat Agung peringatan Yesus wafat disalib, dan Minggu Paskah sebagai saat kebangkitan Yesus dari kematian.
Dalam khotbah, Romo Suwondo mengajak umat Kristiani untuk meneladan Yesus yang menunjukkan kasih sayang dan pelayanan secara tulus kepada manusia.
Keteladanan kasih sayang Yesus itu, antara lain ditunjukkan melalui kesediaan untuk membasuhi kaki mereka sebelum perjamuan terakhir.
"Akan tetapi, mengasihi itu bukan proyek, bukan prestasi untuk kepuasan diri, tetapi saling mengasihi itu mengalir dari doa dan semangat Kristus," katanya.
Pada kesempatan itu, Romo Suwondo juga mengutip tulisan Paus Fransiscus bahwa mengasihi sesama sebagai daya rohani yang mendorong umat Kristiani untuk mengasihi Allah.
Ia mengemukakan pentingnya membangun kesadaran antarmanusia untuk saling mengasihi melalui berbagai peristiwa sehari-hari.
"Orang perlu disadarkan semangat mengasihi sesama, ketika menghadapi berbagai macam peristiwa. Jadi cara lihat kita, apakah sudah mengasihi sesama dan alam, melalui berbagai pengalaman kecil sehari-hari. Paus Fransiscus mengajak kita untuk menghayati semangat mengasihi itu dengan gembira," katanya.
Ia mengatakan usaha yang gagal dalam mewujudkan kasih manusia kepada sesama dan alam, bukan sebagai ihwal dosa.
"Gagal mempraktikkan kasih, bukan dosa, tetapi harus terus menerus kita melatih praktik mengasihi itu dalam suasana gembira. Iman kita adalah iman yang mengasihi, bukan sebagai hal yang berat dan sebagai penderitaan," katanya.
Perayaan Kamis Putih yang ditandai dengan perjamuan terakhir Yesus bersama para murid itu, hingga saat ini dijalani umat Kristiani sebagai ibadah ekaristi atau misa kudus.(WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014
Misa Kamis Putih di Gereja Santo Ignatius Kota Magelang, Jawa Tengah, Kamis malam dipimpin oleh Romo A.R. Yudono Suwondo berlangsung dalam suasana takzim, antara lain ditandai dengan prosesi mengenang saat Yesus membasuh kaki 12 rasul, perarakan hosti suci, dan dilanjutkan dengan doa tuguran oleh umat.
Rangkaian Tri Hari Suci Paskah, meliputi Kamis Putih, Jumat Agung peringatan Yesus wafat disalib, dan Minggu Paskah sebagai saat kebangkitan Yesus dari kematian.
Dalam khotbah, Romo Suwondo mengajak umat Kristiani untuk meneladan Yesus yang menunjukkan kasih sayang dan pelayanan secara tulus kepada manusia.
Keteladanan kasih sayang Yesus itu, antara lain ditunjukkan melalui kesediaan untuk membasuhi kaki mereka sebelum perjamuan terakhir.
"Akan tetapi, mengasihi itu bukan proyek, bukan prestasi untuk kepuasan diri, tetapi saling mengasihi itu mengalir dari doa dan semangat Kristus," katanya.
Pada kesempatan itu, Romo Suwondo juga mengutip tulisan Paus Fransiscus bahwa mengasihi sesama sebagai daya rohani yang mendorong umat Kristiani untuk mengasihi Allah.
Ia mengemukakan pentingnya membangun kesadaran antarmanusia untuk saling mengasihi melalui berbagai peristiwa sehari-hari.
"Orang perlu disadarkan semangat mengasihi sesama, ketika menghadapi berbagai macam peristiwa. Jadi cara lihat kita, apakah sudah mengasihi sesama dan alam, melalui berbagai pengalaman kecil sehari-hari. Paus Fransiscus mengajak kita untuk menghayati semangat mengasihi itu dengan gembira," katanya.
Ia mengatakan usaha yang gagal dalam mewujudkan kasih manusia kepada sesama dan alam, bukan sebagai ihwal dosa.
"Gagal mempraktikkan kasih, bukan dosa, tetapi harus terus menerus kita melatih praktik mengasihi itu dalam suasana gembira. Iman kita adalah iman yang mengasihi, bukan sebagai hal yang berat dan sebagai penderitaan," katanya.
Perayaan Kamis Putih yang ditandai dengan perjamuan terakhir Yesus bersama para murid itu, hingga saat ini dijalani umat Kristiani sebagai ibadah ekaristi atau misa kudus.(WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014