Kuta (Antara Bali) - Sebanyak 60 nelayan di Kabupaten Badung, Bali, mengikuti pembekalan keselamatan berlayar untuk meningkatkan profesionalisme dan kompetensi nelayan dalam menjalankan aktivitasnya.
"Keselamatan berlayar mempunyai arti penting bagi setiap pengguna maupun pelaku jasa transportasi laut mengingat semakin banyaknya terjadi kecelakaan di laut, apalagi belakangan ini terjadi anomali cuaca yang kurang menguntungkan sehingga diperlukan pengetahuan dan keterampilan dari setiap pelaku jasa transportasi laut," kata Staf Ahli Pemerintahan Kabupaten Badung I Made Witna di sela-sela pembekalan di Kuta, Bali, Selasa.
Ia menjelaskan bahwa jumlah transportasi laut yang terdapat di Kabupaten Badung saat ini tercatat sebanyak 2.126 buah.
Dari jumlah tersebut 1.482 buah merupakan jenis kapal penangkap ikan yang dikemudikan oleh nelayan dan sisanya sebanyak 644 buah digunakan untuk menunjang kegiatan wisata bahari.
Menurut dia, penanganan keselamatan transportasi di laut bukan semata-mata kewajiban pemerintah, namun menjadi tanggung jawab semua pihak, terutama para nelayan dan nahkoda yang aktivitasnya hampir sepenuhnya ada di laut.
"Kami memberikan apresiasi atas terselenggaranya kegiatan ini. Ini merupakan salah satu bentuk perhatian dan komitmen pemerintah dalam upaya meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan para nelayan, termasuk berupaya memperkecil terjadinya musibah/kecelakaan di laut," ujarnya.
Ia menilai kewenangan Pemkab Badung dalam menata transportasi laut salah satunya dengan menerbitkan Pas kecil bagi kapal dengan ukuran kurang dari tujuh GT (gross tonnage).
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 tahun 2009 tentang pelayaran dan Perda Nomor 2 tahun 2013 tentang Pas kecil jelas mengamanatkan bahwa semua kapal khususnya yang berukuran kurang dari tujuh GT wajib melengkapi dengan surat tanda kebangsaan kapal atau dikenal Pas kecil.
Sementara itu, Ketua Panitia pelatihan I Made Widiana mengatakan, kegiatan itu dilakukan untuk mendorong peningkatan mutu dan keterampilan nelayan dalam mengemudikan kapalnya serta selalu menjaga ketertiban, keamanan, keselamatan, kelancaran, dan dapat mengurangi terjadinya kecelakaan lalu lintas di laut.
"Saya berharap kegiatan penting ini bisa diikuti dengan baik dan bisa diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari karena sangat penting untuk diri sendiri dan lingkungannya," ujarnya. (WRA)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014
"Keselamatan berlayar mempunyai arti penting bagi setiap pengguna maupun pelaku jasa transportasi laut mengingat semakin banyaknya terjadi kecelakaan di laut, apalagi belakangan ini terjadi anomali cuaca yang kurang menguntungkan sehingga diperlukan pengetahuan dan keterampilan dari setiap pelaku jasa transportasi laut," kata Staf Ahli Pemerintahan Kabupaten Badung I Made Witna di sela-sela pembekalan di Kuta, Bali, Selasa.
Ia menjelaskan bahwa jumlah transportasi laut yang terdapat di Kabupaten Badung saat ini tercatat sebanyak 2.126 buah.
Dari jumlah tersebut 1.482 buah merupakan jenis kapal penangkap ikan yang dikemudikan oleh nelayan dan sisanya sebanyak 644 buah digunakan untuk menunjang kegiatan wisata bahari.
Menurut dia, penanganan keselamatan transportasi di laut bukan semata-mata kewajiban pemerintah, namun menjadi tanggung jawab semua pihak, terutama para nelayan dan nahkoda yang aktivitasnya hampir sepenuhnya ada di laut.
"Kami memberikan apresiasi atas terselenggaranya kegiatan ini. Ini merupakan salah satu bentuk perhatian dan komitmen pemerintah dalam upaya meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan para nelayan, termasuk berupaya memperkecil terjadinya musibah/kecelakaan di laut," ujarnya.
Ia menilai kewenangan Pemkab Badung dalam menata transportasi laut salah satunya dengan menerbitkan Pas kecil bagi kapal dengan ukuran kurang dari tujuh GT (gross tonnage).
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 tahun 2009 tentang pelayaran dan Perda Nomor 2 tahun 2013 tentang Pas kecil jelas mengamanatkan bahwa semua kapal khususnya yang berukuran kurang dari tujuh GT wajib melengkapi dengan surat tanda kebangsaan kapal atau dikenal Pas kecil.
Sementara itu, Ketua Panitia pelatihan I Made Widiana mengatakan, kegiatan itu dilakukan untuk mendorong peningkatan mutu dan keterampilan nelayan dalam mengemudikan kapalnya serta selalu menjaga ketertiban, keamanan, keselamatan, kelancaran, dan dapat mengurangi terjadinya kecelakaan lalu lintas di laut.
"Saya berharap kegiatan penting ini bisa diikuti dengan baik dan bisa diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari karena sangat penting untuk diri sendiri dan lingkungannya," ujarnya. (WRA)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014