Denpasar (Antara Bali) - Yayasan Wisnu Bali mengimbau PT Indonesia Power untuk membersihkan secara serius akibat pipanya bocor, karena sudah sampai mencemari tanaman bakau di kawasan Pelabuhan Benoa, Kota Denpasar.

"PT Indonesia Power harus bertanggungjawab terhadap pencemaran lingkungan tersebut. Karena pencemaran lingkungan itu bentuk dari pelanggaran undang-undang lingkungan hidup," kata Ketua Yayasan Wisnu Bali Made Suarnata saat konfimasi di Denpasar, Selasa.

Ia mengatakan bocornya pipa Indonesia Power memang merupakan musibah, namun kalau sampai mencemari lingkungan harus mereka bertanggungjawab untuk membersihkan sisa-sisa minyak dan oli tersebut sampai tundas.

Selain itu juga melakukan penanaman pohon bakau sebagai pengganti bakau yang mati.

"Kalau terus dibiarkan sisa-sisa minyak dan oli tersebut di sekitar tanaman bakau, tentu mangrove tersebut mati. Buktinya sekarang daunnya sudah gugur. Itu tanda-tanda bakau akan mati," ucapnya.

Suarnata mengatakan pihak perusahaan tersebut memang sudah sigap membersihan pascakejadian yang sebulan lalu. Namun sampai sekarang pembersihan sisa-sisa oli tersebut masih ada dan menempel pada tanaman bakau itu.

"Pihak Indonesia Power tampaknya hanya serimonial dan sekadar saja membersihkan sisa oli dari kejadian bocor pipanya. Buktinya minyak dan oli masih tampak mengambang di sekitar tanamam bakau," katanya.

Menurut dia, mestinya perusahaan itu harus membersihkan sampai tuntas, kalau memang serius mereka pasti punya peralatan penyedot (vakum) untuk membersihkan sisa pencemaran itu.

"Kita lihat keseriusan PT Indonesia Power dalam menangani kejadian pencemaran lingkungan yang diakibatkan pipanya bocor tersebut. Kalau tidak serius, ini bisa dilaporkan kepihak berwajib untuk diusut lebih lanjut," ujarnya.

Sementara itu, anggota Komisi III DPRD Bali Ida Bagus Parta mengingatkan kepada perusahaan tersebut menuntaskan permasalahan pencemaran tersebut.

"Kami minta perusahaan Indonesia Power serius menangani pencemaran tersebut. Jangan sampai meluas pencemaran tersebut yang mengakibatkan lingkungan di sana, terutama pohon bakau makin banyak mati," katanya. (LHS)

Pewarta: Oleh I Komang Suparta

Editor : Ni Luh Rhismawati


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014