Denpasar (Antara Bali) - Gubernur Bali Made Mangku Pastika mengharapkan Lapangan Puputan Margarana, Renon, dibersihkan dari asap rokok dengan menginstruksikan Satuan Polisi Pamong Praja untuk mengadakan razia setiap hari Sabtu dan Minggu.

"Wilayah lapangan ini juga masuk kawasan Niti Mandala yang menjadi wilayah provinsi. Jadi saya melakukan itu supaya masuk Kawasan Tanpa Rokok juga," katanya saat menyampaikan sambutan pada acara Kampanye Peringatan Rokok Bergambar, di Denpasar, Minggu.

Menurut dia, kalau ada masyarakat yang tidak mengindahkan larangan merokok di lapangan yang berada tepat di depan Kantor Gubernur Bali itu, maka ketika merokok jangan berada di lingkungan tersebut.

"Mudah-mudahan ini efektif supaya kita semua bisa selamat dari kebiasaan merokok," ujarnya yang juga mantan Kapolda Bali itu.

Di sisi lain, Pastika berpandangan bahwa manusia itu satu-satunya makhluk Tuhan yang dengan sadar memasukkan racun ke dalam tubuhnya, diantaranya berupa rokok. Binatang saja, kata dia, ketika tahu jika itu racun maka tidak akan memakan.

"Mari kita sadar sebagai manusia yang mempunyai akal, pikiran, dan budi nurani. Kami harap bisa menyadarkan orang lain juga agar tidak dengan sadar memasukkan racun ke dalam tubuh," ujarnya.

Terkait dengan rencana pencantuman gambar bahaya merokok dalam kemasan rokok, ia sepakat ditujukan supaya masyarakat mau berhenti merokok. Hanya saja, ia khawatir juga dengan pencantuman gambar tersebut orang bisa saja merasa lebih gagah dan menganggap dapat melawan bahaya itu.

"Komisi Nasional Anti Rokok supaya bisa memikirkan langkah lebih tepat karena manusia itu sebelum rasa sakitnya melebihi rasa takutnya, dia tidak akan berubah. Kalau sudah menggeletak sakit, tinggal nafasnya satu-satu baru dia berhenti merokok. Kalau belum menggeletak ya masih saja," selorohnya.

Pastika pun mencontohkan hal yang sama pada kasus korban arak oplosan yang kian marak, meskipun sudah tahu minuman itu berbahaya dan dapat mematikan tetap saja diminum dan mereka baru sadar dan berhenti ketika sudah tergeletak di rumah sakit.

Kampanye yang bertajuk "Sudah Waktunya" dan "Kampanye Peringatan Rokok Bergambar" itu terselenggara kerja sama Komisi Nasional Pengendalian Tembakau, Kementerian Kesehatan, Pemprov Bali dan Universitas Udayana. (LHS)

Pewarta: Oleh Ni Luh Rhismawati

Editor : Ni Luh Rhismawati


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014