Denpasar (Antara Bali) - Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Partai Golongan Karya Provinsi Bali berharap rivalitasnya dengan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) menurun hingga Pemilu 2014.

"Setelah era reformasi, PDIP selalu menang pemilu di Bali. Sepertinya ada kesan rivalitas antara Golkar dan PDIP hingga sekarang," kata Wakil Ketua DPD Partai Golkar Provinsi Bali, Dewa Rai Budiasa, di sela-sela peluncuran buku "Golkar Sejarah yang Hilang" di Denpasar, Senin.

Ia berharap buku karya Prof David Reeve tersebut dapat menurunkan tensi rivalitasnya dengan PDIP. "Kebetulan kami dan PDIP sama-sama memiliki penggagas yang sama, yakni Sukarno," katanya.

David Reeve mengungkapkan bahwa tesisnya yang telah dibukukan tersebut menjadi sebuah sejarah yang tidak pernah diungkapkan sebelumnya, seperti partai politik berlambang pohon beringin itu sebenarnya berdiri sejak tahun 1957.

"Tapi kebanyakan kader bahkan masyarakat umum mengetahui bahwa Partai Golkar berdiri sejak tahun 1964," katanya dalam peluncuran buku di kampus Universitas Warmadewa (Unwar) Denpasar yang menghadirkan Dewa Palgunadi (pakar hukum) dan Wisnu Murti (akademisi) sebagai pembicara.

Menurut Reeve, parpol diketuai oleh Aburizal Bakrie itu pada awal pembentukannya sebagai ormas yang tidak ingin terjun langsung ke dunia politik.

"Namun di era Orde Baru, Golkar dijadikan alat kekuasaan oleh militer yang bertujuan untuk melemahkan kekuatan-kekuatan partai lain, terutama PKI (Partai Komunis Indonesia)," katanya.

Rektor Unwar Prof I Made Sukarsa dalam sambutannya mengatakan bahwa acara bedah buku itu dapat menjaga iklim akademik di kampusnya, terutama Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.

"Ini merupakan salah satu wujud nyata kalangan akademis dalam mendekatkan diri ke masyarakat. Di samping itu juga kami mengharapkan mahasiswa bisa mendapatkan ilmu baru," katanya.

Selain itu Dewa Palguna dan Wisnu Murti menyampaikan pandangan mereka terkait buku tersebut memang sangat bagus, namun perlu ada beberapa hal yang sedikit direvisi.

"Saya melihat buku ini lebih cocok diberi judul `Golkar Sejarah Yang Terpenggal` karena sejarah tersebut seperti sengaja dihilangkan," kata Wisnu Murti.

Dewa Palguna menilai buku tersebut sangat bagus bagi para kader Golkar dalam mempelajari sejarahnya karena banyak hal-hal baru yang diungkapkan di sana. "Ini adalah sebuah referensi sejarah baru dalam dunia perpolitikan di Indonesia dan hal tersebut wajib diketahui oleh kader partai tidak hanya dari Golkar," katanya. (WRA) 

Pewarta: Oleh I Made Argawa

Editor : I Gede Wira Suryantala


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014