Denpasar (Antara Bali) - Petani Bali menjual gabah kering panen (GKP) kualitas rendah dengan kadar air lebih dari 25 persen sebanyak 42,17 persen pada Desember 2013 meningkat signifikan dibanding bulan sebelumnya hanya 9,21 persen.

"Hal itu akibat daerah ini diguyur hujan secara terus menerus sehingga tidak ada kesempatan bagi petani untuk mengeringkan gabahnya setelah panen," kata Kepala Bidang Statistik Distribusi Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali, Amirudin di Denpasar, Senin.

Ia mengatakan, petani harus menerima kenyataan bahwa gabah yang dihasilkan berkualitas rendah akibat hujan yang menggyur Bali pada akhir tahun 2013, sekaligus tidak ada kesempatan untuk menjemurnya.

Padahal petani Bali dikenal cukup kreatif melakukan inovasi dengan menjemur gabah kering panen untuk menurunkan kadar air menjadi kurang dari 25 persen, sehingga harga yang dinikmati lebih baik, dibanding tanpa melakukan penjemuran.

"Bulan Desember 2013 betul-betul tidak ada kesempatan bagi petani untuk menjemur hasil panennya akibat lebih banyak turun hujan," ujar Amirudin.

Amirudin menambahkan, harga gabah kualitas GKP tingkat petani di Bali mengalami penurunan sebesar 0,12 persen pada bulan Desember 2013 dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Sementara harga di tingkat penggilingan mengalami kenaikan sebesar 1,43 persen. (*/ADT)

Pewarta: Oleh I Ketut Sutika

Editor : I Nyoman Aditya T I


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014