Denpasar (Antara Bali) - Dr I Wayan Candra SH MH calon anggota DPRI-RI dari PDIP asal Bali mengadakan dialog dengan pengurus Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bali di Denpasar, Rabu, guna menjaring berbagai masukan.
Mantan Bupati Klungkung dua periode itu menggelar pertemuan dengan penuh kekeluargaan yang dipimpin Ketua PHRI Bali, Tjokorda Artha Ardana Sukawati (Cok Ace) didampingi Wakil Ketua Bidang Pemerintahan dan Pendidikan Prof Nyoman Suwidjana, Wakil Ketua Bidang Investasi Wayan Pasek ST dan Wakil Ketua Bidang Hukum Putu Subada Kusuma SH.
"Kami memberikan apresiasi karena ini baru pertama kali ada calon yang mau datang dan berdiskusi ke sini," ujar Cok Ace, sapaan akrab Tjokorda Artha Ardana Sukawati membuka dialog tersebut.
Menurut Cok Ace, meskipun pariwisata telah berkembang pesat, tetapi aspirasi dari kalangan PHRI seringkali kali masih diabaikan. Bahkan dalam pembicaraan hal-hal yang strategis malah tidak dilibatkan.
Seringkali pula malah dianggap sebagai perusak lingkungan Bali. "Padahal kami juga memiliki komitmen untuk menjaga lingkungan dan budaya Bali," kata Cok Ace yang juga mantan Bupati Gianyar.
Cok Ace mengharapkan kehadiran Wayan Candra nantinya bisa menjembatani kesenjangan yang ada selama ini sehingga konektivitas antara aspirasi kalangan pariwisata Bali dengan kebijakan di tingkat pusat bisa terjaga.
Sejumlah agenda yang harus dikawal di DPR RI antara lain adalah realisasi dari adanya perlindungan bagi Budaya Bali. Selain itu, harus diperjuangkan pula adanya dana perimbangan yang memungkinkan devisa pariwisata digunakan untuk memelihara dan memperbaiki kerusakan lingkungan.
Sementara Suwidjana menambahkan, perlunya untuk menjadikan prinsip Tri Hita Karana dalam pengaturan pariwisata. Prinsip itu akan bisa mengatasi berbagai masalah di Bali yang kini sedang berada di persimpangan jalan.
Bali menghadapi masalah kerusakan lingkungan, pemerataan pendapatan dan perbedaan pendapat di antara kalangan konservatif dengan kelompok yang dinamis.
Menanggapi berbagai pandangan itu, Wayan Candra yang menjadi Calon Legistatif DPR RI Dapil Bali dari PDI Perjuangan menyatakan, dirinya selalu bersedia untuk berkomunikasi guna mengatur langkah perjuangan.
"Tidak perlu selalu dalam acara yang formal, saya siap ditelepon sewaktu-waktu," ujarnya.
Dia menyadari, bukanlah hal yang mudah untuk memperjuangkan aspirasi itu. Namun, dia yakin akan menjadi lebih ringan bila dipikirkan dan dikerjakan bersama-sama.
Candra sendiri melihat, pariwisata Bali harus dijaga pertumbuhannya sembari tetap menjaga kelestarian alam dan budayanya.
Selain itu, pariwisata diharapkan dapat menyejahterakan Bali secara merata antara lain dengan meningkatkan kaitan antara pariwisata dengan sektor pertanian.
"Sebab sekarang ini penghasilan petani benar-benar memprihatinkan sehingga banyak yang menjual lahannya. Ini harus kita cegah bersama-sama," ujarnya.
Selain dengan PHRI, Candra sebelumnya telah bertemu dengan sejumlah pakar dalam berbagai bidang. Di antaranya adalah dengan pakar pertanian dan subak dari Universitas Udayana, Prof Dr Wayan Windia.
Dalam pertemuan itu Prof Windia minta diperjuangkannya subak abadi serta penghapusan Pajak Bumi dan Bangunan bagi petani yang dirasakan sangat tidak adil.
Sebab, pajak itu didasarkan pada pertambahan nilai lahan dan bukan pada hasil produksi pertanian.
Candra pun berjanji akan membawa kedua aspirasi itu bila dapat terpilih menjadi anggota DPR.
Dia juga sempat bertemu dengan pengamat politik yang juga mantan Ketua KPU Bali, Dr AA Oka Wisnumurti. Candra mendapat masukan untuk menerapkan strategi politik yang santun sesuai dengan karakter warga Bali.
"Yang penting harus disentuh dulu hatinya," kata Wisnumurti. Bali sebenarnya membutuhkan figur yang bisa menyatukan para pemimpinnya dalam memperjuangkan aspirasi Bali dengan bingkai pemerintahan NKRI. (WRA)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013
Mantan Bupati Klungkung dua periode itu menggelar pertemuan dengan penuh kekeluargaan yang dipimpin Ketua PHRI Bali, Tjokorda Artha Ardana Sukawati (Cok Ace) didampingi Wakil Ketua Bidang Pemerintahan dan Pendidikan Prof Nyoman Suwidjana, Wakil Ketua Bidang Investasi Wayan Pasek ST dan Wakil Ketua Bidang Hukum Putu Subada Kusuma SH.
"Kami memberikan apresiasi karena ini baru pertama kali ada calon yang mau datang dan berdiskusi ke sini," ujar Cok Ace, sapaan akrab Tjokorda Artha Ardana Sukawati membuka dialog tersebut.
Menurut Cok Ace, meskipun pariwisata telah berkembang pesat, tetapi aspirasi dari kalangan PHRI seringkali kali masih diabaikan. Bahkan dalam pembicaraan hal-hal yang strategis malah tidak dilibatkan.
Seringkali pula malah dianggap sebagai perusak lingkungan Bali. "Padahal kami juga memiliki komitmen untuk menjaga lingkungan dan budaya Bali," kata Cok Ace yang juga mantan Bupati Gianyar.
Cok Ace mengharapkan kehadiran Wayan Candra nantinya bisa menjembatani kesenjangan yang ada selama ini sehingga konektivitas antara aspirasi kalangan pariwisata Bali dengan kebijakan di tingkat pusat bisa terjaga.
Sejumlah agenda yang harus dikawal di DPR RI antara lain adalah realisasi dari adanya perlindungan bagi Budaya Bali. Selain itu, harus diperjuangkan pula adanya dana perimbangan yang memungkinkan devisa pariwisata digunakan untuk memelihara dan memperbaiki kerusakan lingkungan.
Sementara Suwidjana menambahkan, perlunya untuk menjadikan prinsip Tri Hita Karana dalam pengaturan pariwisata. Prinsip itu akan bisa mengatasi berbagai masalah di Bali yang kini sedang berada di persimpangan jalan.
Bali menghadapi masalah kerusakan lingkungan, pemerataan pendapatan dan perbedaan pendapat di antara kalangan konservatif dengan kelompok yang dinamis.
Menanggapi berbagai pandangan itu, Wayan Candra yang menjadi Calon Legistatif DPR RI Dapil Bali dari PDI Perjuangan menyatakan, dirinya selalu bersedia untuk berkomunikasi guna mengatur langkah perjuangan.
"Tidak perlu selalu dalam acara yang formal, saya siap ditelepon sewaktu-waktu," ujarnya.
Dia menyadari, bukanlah hal yang mudah untuk memperjuangkan aspirasi itu. Namun, dia yakin akan menjadi lebih ringan bila dipikirkan dan dikerjakan bersama-sama.
Candra sendiri melihat, pariwisata Bali harus dijaga pertumbuhannya sembari tetap menjaga kelestarian alam dan budayanya.
Selain itu, pariwisata diharapkan dapat menyejahterakan Bali secara merata antara lain dengan meningkatkan kaitan antara pariwisata dengan sektor pertanian.
"Sebab sekarang ini penghasilan petani benar-benar memprihatinkan sehingga banyak yang menjual lahannya. Ini harus kita cegah bersama-sama," ujarnya.
Selain dengan PHRI, Candra sebelumnya telah bertemu dengan sejumlah pakar dalam berbagai bidang. Di antaranya adalah dengan pakar pertanian dan subak dari Universitas Udayana, Prof Dr Wayan Windia.
Dalam pertemuan itu Prof Windia minta diperjuangkannya subak abadi serta penghapusan Pajak Bumi dan Bangunan bagi petani yang dirasakan sangat tidak adil.
Sebab, pajak itu didasarkan pada pertambahan nilai lahan dan bukan pada hasil produksi pertanian.
Candra pun berjanji akan membawa kedua aspirasi itu bila dapat terpilih menjadi anggota DPR.
Dia juga sempat bertemu dengan pengamat politik yang juga mantan Ketua KPU Bali, Dr AA Oka Wisnumurti. Candra mendapat masukan untuk menerapkan strategi politik yang santun sesuai dengan karakter warga Bali.
"Yang penting harus disentuh dulu hatinya," kata Wisnumurti. Bali sebenarnya membutuhkan figur yang bisa menyatukan para pemimpinnya dalam memperjuangkan aspirasi Bali dengan bingkai pemerintahan NKRI. (WRA)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013