Nusa Dua (Antara Bali) - Perhelatan musik etnik bertajuk "Indonesia Music Expo" (Imex) yang digelar dalam rangkaian "Nusa Dua Fiesta" di Nusa Dua, Bali, sepi sponsor.
"Hingga kini perhatian dari pihak swasta dalam memajukan musik-musik tradisional maupun musik kolaborasi tersebut masih minim," kata Franky Raden selaku penggagas Imex di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Minggu.
Menurut dia, semestinya peran swasta dalam memajukan kesenian atau musik etnik cukup besar, namun partisipasi hal itu belum menunjukkan hasil yang maksimal.
"Karena itu kami harapkan dari instansi swasta untuk membantu mengembangkan musik-musik etnik di Tanah Air sehingga ke depannya mampu berkiprah di dunia internasional," katanya.
Menurur dia, di luar negeri peran lembaga swasta terhadap seni musik etnik memberikan perhatian dalam memajukan agar kesenian tersebut tetap eksis dan mampu menjadi pesan kebudayaan di mancanegara.
"Kita melihat contoh di Jerman dan Spanyol, musik etnik mendapat perhatian luar biasa, baik melalui pendanaan maupun konektivitas agar bisa musik asal negaranya merambah ke luar negeri," ujarnya.
Sementara di Indonesia sendiri, lanjut dia, perhatian tersebut sangat minim, bahkan beberapa perusahaan besar sudah dicoba dengan cara mengirimkan proposal dan melakukan pendekatan, namun hasilnya tidak maksimal.
"Kami lihat perusahaan-perusahaan swasta lebih perhatian terhadap pergelaran musik yang komersil, seperti konser-konser besar dengan penyanyi yang sudah terkenal, seperti penyanyi Iwan Fals dan Santana," kata Franky Raden.
Padahal mereka sesungguhnya tidak perlu lagi dukungan sponsor karena dengan penjualan tiket masuk ke konser tersebut, seluruh biaya penyelenggaraannya sudah bisa ditutupi.
"Namun dari pihak sponsor perusahaan swasta justru memberikan dukungan penuh untuk penyenggaraan konser itu. Mengapa tidak kepada kelompok atau grup musik etnik yang menyelenggarakan festival untuk memajukan kesenian itu," katanya.
Franky Raden lebih lanjut mengatakan pihaknya akan terus melakukan pendekatan kepada perusahaan atau promotor-promotor yang sudah biasa menggandeng pemusik dan penyanyi terkenal.
"Kami saat ini sudah ada promotor yang menawarkan kegiatan bersama, tidak hanya berorientasi bisnis, tetapi ingin memajukan musik etnik. Kami optimistis musik ini ke depannya akan mampu berkembang. Karena orientasi pencinta seni sudah kembali kepada musik-musik yang menjadi kebudayaan negara tersebut," katanya. (WRA)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013
"Hingga kini perhatian dari pihak swasta dalam memajukan musik-musik tradisional maupun musik kolaborasi tersebut masih minim," kata Franky Raden selaku penggagas Imex di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Minggu.
Menurut dia, semestinya peran swasta dalam memajukan kesenian atau musik etnik cukup besar, namun partisipasi hal itu belum menunjukkan hasil yang maksimal.
"Karena itu kami harapkan dari instansi swasta untuk membantu mengembangkan musik-musik etnik di Tanah Air sehingga ke depannya mampu berkiprah di dunia internasional," katanya.
Menurur dia, di luar negeri peran lembaga swasta terhadap seni musik etnik memberikan perhatian dalam memajukan agar kesenian tersebut tetap eksis dan mampu menjadi pesan kebudayaan di mancanegara.
"Kita melihat contoh di Jerman dan Spanyol, musik etnik mendapat perhatian luar biasa, baik melalui pendanaan maupun konektivitas agar bisa musik asal negaranya merambah ke luar negeri," ujarnya.
Sementara di Indonesia sendiri, lanjut dia, perhatian tersebut sangat minim, bahkan beberapa perusahaan besar sudah dicoba dengan cara mengirimkan proposal dan melakukan pendekatan, namun hasilnya tidak maksimal.
"Kami lihat perusahaan-perusahaan swasta lebih perhatian terhadap pergelaran musik yang komersil, seperti konser-konser besar dengan penyanyi yang sudah terkenal, seperti penyanyi Iwan Fals dan Santana," kata Franky Raden.
Padahal mereka sesungguhnya tidak perlu lagi dukungan sponsor karena dengan penjualan tiket masuk ke konser tersebut, seluruh biaya penyelenggaraannya sudah bisa ditutupi.
"Namun dari pihak sponsor perusahaan swasta justru memberikan dukungan penuh untuk penyenggaraan konser itu. Mengapa tidak kepada kelompok atau grup musik etnik yang menyelenggarakan festival untuk memajukan kesenian itu," katanya.
Franky Raden lebih lanjut mengatakan pihaknya akan terus melakukan pendekatan kepada perusahaan atau promotor-promotor yang sudah biasa menggandeng pemusik dan penyanyi terkenal.
"Kami saat ini sudah ada promotor yang menawarkan kegiatan bersama, tidak hanya berorientasi bisnis, tetapi ingin memajukan musik etnik. Kami optimistis musik ini ke depannya akan mampu berkembang. Karena orientasi pencinta seni sudah kembali kepada musik-musik yang menjadi kebudayaan negara tersebut," katanya. (WRA)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013