PBB, New York (Antara Bali) - Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon, Kamis (14/11), mendesak dikuranginya jumlah orang yang hidup dengan diabetes dengan mengubah gaya hidup tak sehat, yang meliputi makanan buruk dan kurang olah raga.
"Di dunia yang berlimpah hari ini, memalukan karena demikian banyak orang kekurangan akses ke makanan yang sehat," kata Ban di dalam pesan pada Hari Diabetes Dunia --yang jatuh pada Kamis.
Ia menyeru semua negara dan masyarakat "agar mendukung pemegang saham dan petani keluarga, menumbuhkan pertanian yang berkelanjutan dan mendorong orang agar mengkonsumsi makanan sehat serta mendukung kegiatan fisik", dan bukan mengandalkan makanan cepat saji serta penyelesaian cepat.
Diabetes, yang seringkali dirujuk oleh para dokter sebagai diabetes mellitus, menggambarkan satu kelompok penyakit metabolis; yaitu seseorang memiliki kandungan glukosa (gula darah) tinggi, baik karena produksi insulin tidak memadai, atau karena sel tubuh tidak menanggapi insulin secara layak. Pasien dengan gula darah tinggi secara khusus akan mengalami "polyuria", atau sering buang air kecil, dan mereka juga menjadi sering haus dan lapar.
Hari Diabetes Dunia, yang dirintis oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Federasi Diabetes Internasional, dirayakan pada 15 November setiap tahun untuk memperingati Frederick Banting, yang, bersama dengan Charles Best, memelopori penemuan insulin pada 1922, perawatan yang menyelamatkan nyawa bagi pasien diabetes.
Hampir 100 tahun setelah insulin pertama kali digunakan untuk menyelamatkan nyawa seorang pasien diabetes, masyarakat di seluruh dunia masih meninggal karena mereka tak memiliki akses ke hormon itu.
Rata-rata 350 juta orang saat ini hidup dengan diabetes dan jumlah tersebut diperkirakan akan berlipat antara 2005 dan 2030, demikian proyeksi WHO --yang dipantau Antara di Jakarta, Jumat. (Antara/Xinhua-OANA/ADT)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013
"Di dunia yang berlimpah hari ini, memalukan karena demikian banyak orang kekurangan akses ke makanan yang sehat," kata Ban di dalam pesan pada Hari Diabetes Dunia --yang jatuh pada Kamis.
Ia menyeru semua negara dan masyarakat "agar mendukung pemegang saham dan petani keluarga, menumbuhkan pertanian yang berkelanjutan dan mendorong orang agar mengkonsumsi makanan sehat serta mendukung kegiatan fisik", dan bukan mengandalkan makanan cepat saji serta penyelesaian cepat.
Diabetes, yang seringkali dirujuk oleh para dokter sebagai diabetes mellitus, menggambarkan satu kelompok penyakit metabolis; yaitu seseorang memiliki kandungan glukosa (gula darah) tinggi, baik karena produksi insulin tidak memadai, atau karena sel tubuh tidak menanggapi insulin secara layak. Pasien dengan gula darah tinggi secara khusus akan mengalami "polyuria", atau sering buang air kecil, dan mereka juga menjadi sering haus dan lapar.
Hari Diabetes Dunia, yang dirintis oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Federasi Diabetes Internasional, dirayakan pada 15 November setiap tahun untuk memperingati Frederick Banting, yang, bersama dengan Charles Best, memelopori penemuan insulin pada 1922, perawatan yang menyelamatkan nyawa bagi pasien diabetes.
Hampir 100 tahun setelah insulin pertama kali digunakan untuk menyelamatkan nyawa seorang pasien diabetes, masyarakat di seluruh dunia masih meninggal karena mereka tak memiliki akses ke hormon itu.
Rata-rata 350 juta orang saat ini hidup dengan diabetes dan jumlah tersebut diperkirakan akan berlipat antara 2005 dan 2030, demikian proyeksi WHO --yang dipantau Antara di Jakarta, Jumat. (Antara/Xinhua-OANA/ADT)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013