Denpasar (Antara Bali) - Kepala Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Denpasar, Bali, Made Erwin Suryadharma Sena menginstruksikan jajarannya untuk mengenakan baju preman ketika menangkap gelandangan dan pengemis yang berkeliaran di berbagai titik strategis kota itu.
"Kami mendapat informasi dari masyarakat bahwa banyak gelandangan dan pengemis berkeliaran pada malam hari. Oleh karena itu, saya perintahkan petugas untuk melakukan penyisiran pada malam hari dengan berbaju preman supaya tidak mudah dikenali oleh mereka," katanya di Denpasar, Kamis.
Penyisiran pada malam hari dengan berbaju preman itu, ucap dia, sudah dipraktikkan pada Rabu (13/11) malam dengan menyasar empat titik lokasi yakni di seputaran Jalan Pulau Bungin, Jalan Diponegoro, Jalan Teuku Umar dan Jalan Raya Sesetan, Denpasar.
"Hasilnya, petugas kami berhasil menciduk 11 gelandangan dan pengemis asal Muntigunung, Kabupaten Karangasem, dengan rentang usia 22-69 tahun. Sebagian yang ditangkap tersebut merupakan orang lama yang sudah sering ditangkap dan dikembalikan ke asalnya," ucap mantan Kabag Humas Pemkot Denpasar itu.
Gelandangan dan pengemis yang ditangkap itu paling tua bernama Ni Nengah Meter (69), ketika sedang mengemis di Jalan Pulau Bungin. Ia mengaku menjadi gelandangan dan pengemis itu untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Sedangkan yang paling muda adalah Ni Ketut Payu (22) yang ditangkap di Jalan Diponegoro dan mengaku datang ke Denpasar atas ajakan temannya.
Gelandangan dan pengemis ditangkap tersebut, ucap dia, sementara ditampung di rumah singgah dan akan dipulangkan pada Jumat (15/11).
"Untuk mengurangi gelandangan dan pengemis datang ke Denpasar, kami berharap masyarakat ikut membantu dengan memberikan informasi bila ada gelandangan dan pengemis yang berkeliaran di jalanan dan yang lebih penting tidak memberikan sesuatu kepada gelandangan dan pengemis," ujarnya dan menambahkan bahwa operasi itu akan dilakukan hingga Minggu (17/11).
Menurut dia, kalau mereka mendapat uang maka akan banyak orang datang karena ada masyarakat yang selalu memberikan.
Berdasasrkan data Disosnaker Denpasar, sampai November 2013, sudah 174 gelandangan dan pengemis yang ditangkap, sebagian di antara mereka berasal dari Jawa, sebanyak 40 dan Kabupaten Karangasem dan Bangli sebanyak 134 orang. (LHS)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013
"Kami mendapat informasi dari masyarakat bahwa banyak gelandangan dan pengemis berkeliaran pada malam hari. Oleh karena itu, saya perintahkan petugas untuk melakukan penyisiran pada malam hari dengan berbaju preman supaya tidak mudah dikenali oleh mereka," katanya di Denpasar, Kamis.
Penyisiran pada malam hari dengan berbaju preman itu, ucap dia, sudah dipraktikkan pada Rabu (13/11) malam dengan menyasar empat titik lokasi yakni di seputaran Jalan Pulau Bungin, Jalan Diponegoro, Jalan Teuku Umar dan Jalan Raya Sesetan, Denpasar.
"Hasilnya, petugas kami berhasil menciduk 11 gelandangan dan pengemis asal Muntigunung, Kabupaten Karangasem, dengan rentang usia 22-69 tahun. Sebagian yang ditangkap tersebut merupakan orang lama yang sudah sering ditangkap dan dikembalikan ke asalnya," ucap mantan Kabag Humas Pemkot Denpasar itu.
Gelandangan dan pengemis yang ditangkap itu paling tua bernama Ni Nengah Meter (69), ketika sedang mengemis di Jalan Pulau Bungin. Ia mengaku menjadi gelandangan dan pengemis itu untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Sedangkan yang paling muda adalah Ni Ketut Payu (22) yang ditangkap di Jalan Diponegoro dan mengaku datang ke Denpasar atas ajakan temannya.
Gelandangan dan pengemis ditangkap tersebut, ucap dia, sementara ditampung di rumah singgah dan akan dipulangkan pada Jumat (15/11).
"Untuk mengurangi gelandangan dan pengemis datang ke Denpasar, kami berharap masyarakat ikut membantu dengan memberikan informasi bila ada gelandangan dan pengemis yang berkeliaran di jalanan dan yang lebih penting tidak memberikan sesuatu kepada gelandangan dan pengemis," ujarnya dan menambahkan bahwa operasi itu akan dilakukan hingga Minggu (17/11).
Menurut dia, kalau mereka mendapat uang maka akan banyak orang datang karena ada masyarakat yang selalu memberikan.
Berdasasrkan data Disosnaker Denpasar, sampai November 2013, sudah 174 gelandangan dan pengemis yang ditangkap, sebagian di antara mereka berasal dari Jawa, sebanyak 40 dan Kabupaten Karangasem dan Bangli sebanyak 134 orang. (LHS)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013