Negara (Antara Bali) - Komoditas hasil pertanian berupa kakao di Kabupaten Jembrana mulai bangkit, setelah sempat terpuruk karena serangan penyakit yang menyebabkan gagal panen.

Bangkitnya komoditas pertanian ini ditandai dengan perjanjian kerjasama dari sisi pemasaran, antara Pemkab Jembrana dengan salah satu pabrik olahan kakao, Selasa.

"Produksi kakao Jembrana sekarang diakui memiliki kualitas premium, karena itu bersama kerjasama ini, saya tetapkan kakao menjadi salah satu komoditas inti pertanian kabupaten ini," kata Bupati Jembrana, I Putu Artha, di Negara, usai menandatangani perjanjian kerjasama pemasaran kakao.

Produksi kakao di daerah ini, menurut Kepala Bidang Perkebunan Dinas Kehutanan, Pertanian Dan Perkebunan Jembrana, Ni Luh Anggraeni, mulai meningkat, bahkan melampui target produksi nasional untuk setiap hektarenya.

Ia mengatakan, saat ini setiap hektare kebun kakao bisa menghasilkan 0,78 ton, sementara untuk rata-rata nasional hanya 0.65 ton setiap tahunnya.

"Selain hama dan penyakit, penyebab turunnya produksi kakao di Jembrana, juga karena waktu itu sebagian besar pohonnya sudah tua, sehingga produktivitas buahnya menurun," katanya.(GBI)

Pewarta: Oleh Gembong Ismadi

Editor : Gembong Ismadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013