Pekanbaru (Antara Bali) - Organisasi lingkungan WWF menyatakan konflik gajah dengan manusia yang terjadi selama tahun 2013 di Taman Nasional Tesso Nillo menimbulkan kerugian sekitar Rp1,99 miliar.
Informasi yang diterima Antara dari WWF di Pekanbaru, Minggu, menyebutkan rekapitulasi hasil konflik gajah "versus" manusia itu adalah rekap sejak tahun 2004.
Menurut organisasi tersebut, serangan gajah kerap terjadi di tiga desa yang berdekatan dengan Taman Nasional Tesso Nillo.
Humas WWF Riau, Syamsidar mengatakan, untuk mengurangi kerugian akibat konflik tersebut, WWF bekerja sama dengan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Riau dan Balai TNTN untuk melakukan penanganan konflik yang berkepanjangan itu.
Salah satunya dengan menggunakan gajah pengusir (Flying Squad) yang telah dilakukan sejak April 2004. Gajah pengusir adalah salah satu teknik mitigasi konflik antara manusia dengan gajah.
Upaya ini dilakukan dengan memberdayakan gajah latih unuk mengusir dan menggiring gajah liar kembali kehabitatnya di kawasan hutan. (M038)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013
Informasi yang diterima Antara dari WWF di Pekanbaru, Minggu, menyebutkan rekapitulasi hasil konflik gajah "versus" manusia itu adalah rekap sejak tahun 2004.
Menurut organisasi tersebut, serangan gajah kerap terjadi di tiga desa yang berdekatan dengan Taman Nasional Tesso Nillo.
Humas WWF Riau, Syamsidar mengatakan, untuk mengurangi kerugian akibat konflik tersebut, WWF bekerja sama dengan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Riau dan Balai TNTN untuk melakukan penanganan konflik yang berkepanjangan itu.
Salah satunya dengan menggunakan gajah pengusir (Flying Squad) yang telah dilakukan sejak April 2004. Gajah pengusir adalah salah satu teknik mitigasi konflik antara manusia dengan gajah.
Upaya ini dilakukan dengan memberdayakan gajah latih unuk mengusir dan menggiring gajah liar kembali kehabitatnya di kawasan hutan. (M038)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013