Denpasar (Antara Bali) - Dekan Fakultas Pertanian Universitas Dwijendra Denpasar Dr Gede Sedana mengemukakan perlunya petani yang terhimpun dalam wadah subak mengembangkan usaha koperasi tani dan memiliki jiwa kewirausahaan sebagai upaya mengangkat kehidupan mereka.
"Upaya itu disertai dengan kebijakan pemerintah dalam memberikan bantuan modal kerja dan sarana penunjang lainnya melalui kegiatan regulasinya dan fasilitas kepada petani," katanya di Denpasar, Sabtu.
Ia mengatakan terbentuknya wadah koperasi dalam lingkungan subak itu akan mampu mendongrak harga produksi baik padi maupun komoditas lain yang dihasilkan.
Demikian pula, katanya, pemerintah membantu petani dalam upaya menjalankan strategi pemasaran secara terintegrasi untuk memasarkan komoditas yang dihasilkan petani.
Gede Sedana mengatakan pemasaran produk padi lokal petani perlu upaya promosi ke berbagai daerah dengan menonjolkan kualitas padi lokal sudaji, beras lokal yang berkualitas baik yang dihasilkan petani di Kabupaten Buleleng, Bali utara.
Hal itu, katanya, penting untuk menciptakan "brand" yang terkenal di masyarakat.
Para petani, subak, ataupun koperasi tani, katanya, masih memiliki keterbatasan dalam kegiatan promosi, terutama menyangkut pembiayaan promosi dan tekniknya.
"Pemerintah dapat menggandeng pengusaha lokal untuk kegiatan promosi. Logikanya jika produk beras lokal sudaji telah dikenal masyarakat, termasuk hotel dan restoran, harga dapat terdongkrak naik," ujarnya.
Ia mengemukakan promosi erat kaitannya dengan kualitas produk. Oleh sebab itu, pemerintah melalui petugas penyuluhan senantiasa promosi untuk dapat menjaga kualitas dan meningkatkan kualitas produksi padi lokal.
Hal itu, katanya, perlu dipahami bahwa salah satu faktor penting dalam pembangunan pertanian, seperti menyangkut keberlanjutan penanaman padi lokal dan pemberian insentif kepada petani. (WRA)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013
"Upaya itu disertai dengan kebijakan pemerintah dalam memberikan bantuan modal kerja dan sarana penunjang lainnya melalui kegiatan regulasinya dan fasilitas kepada petani," katanya di Denpasar, Sabtu.
Ia mengatakan terbentuknya wadah koperasi dalam lingkungan subak itu akan mampu mendongrak harga produksi baik padi maupun komoditas lain yang dihasilkan.
Demikian pula, katanya, pemerintah membantu petani dalam upaya menjalankan strategi pemasaran secara terintegrasi untuk memasarkan komoditas yang dihasilkan petani.
Gede Sedana mengatakan pemasaran produk padi lokal petani perlu upaya promosi ke berbagai daerah dengan menonjolkan kualitas padi lokal sudaji, beras lokal yang berkualitas baik yang dihasilkan petani di Kabupaten Buleleng, Bali utara.
Hal itu, katanya, penting untuk menciptakan "brand" yang terkenal di masyarakat.
Para petani, subak, ataupun koperasi tani, katanya, masih memiliki keterbatasan dalam kegiatan promosi, terutama menyangkut pembiayaan promosi dan tekniknya.
"Pemerintah dapat menggandeng pengusaha lokal untuk kegiatan promosi. Logikanya jika produk beras lokal sudaji telah dikenal masyarakat, termasuk hotel dan restoran, harga dapat terdongkrak naik," ujarnya.
Ia mengemukakan promosi erat kaitannya dengan kualitas produk. Oleh sebab itu, pemerintah melalui petugas penyuluhan senantiasa promosi untuk dapat menjaga kualitas dan meningkatkan kualitas produksi padi lokal.
Hal itu, katanya, perlu dipahami bahwa salah satu faktor penting dalam pembangunan pertanian, seperti menyangkut keberlanjutan penanaman padi lokal dan pemberian insentif kepada petani. (WRA)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013