Denpasar (Antara Bali) - Pengamat Hukum Adat dari Universitas Udayana Prof Dr Wayan P. Windia menilai, wanita Bali dalam kehidupan sehari-hari selama ini sudah terbiasa bergelut dengan dunia politik.

"Meskipun bergelut dalam dunia politik perannya sebagai wanita dalam kehidupan keluarga tidak dapat dilepaskan," kata Guru besar Fakultas Hukum Unud Prof Wayan Windia di Denpasar, Rabu.

Ia mengatakan, dalam kententuan undang-undang sudah memberikan ruang kepada wanita di Bali untuk terjun dalam bidang politik, meskipun selama ini didominasi para pria.

"Dengan adanya kuota 30 persen bagi caleg wanita sangat terbuka peluang mereka berkiprah dalam kancah politik," ujar Prof P. Windia.

Ia mengingatkan, peluang tersebut hendaknya dapat dimanfaatkan secara maksimal, mengingat semua partai politik terbuka terhadap caleg perempuan. Bahkan terkesan parpol "memaksa" perempuan Bali untuk ikut dalam caleg.

Demikian pula dalam beberapa tahun ke depan sejumlah jabatan penting dan strategis bisa direbut dan dimenangkan oleh wanita.

Oleh sebab itu ke depan wanita Bali akan memegang posisi-posisi penting di politik, pemerintah maupun swasta. Mereka memiliki nilai lebih pada penampilan, kemampuan otak, komunikasi serta keaktifan dalam organisasi.

Akademisi asal perkambungan seniman Ubud itu menjelaskan, dengan bekal keterampilan dan disiplin ilmu yang dimiliki akan mampu memangkan persaingan.

"Zaman saya dulu wanita tidak terlalu aktif dalam kegiatan organisasian dan hasilnya kita bisa lihat setelah 20 tahun kemudian tidak terlalu banyak pemimpin wanita, beda dengan anak perempuan sekarang begitu semangat untuk kuliah dan mengikuti kegiatan di luar jam kuliah," jelas Prof Windia. (WRA)

Pewarta:

Editor : I Gede Wira Suryantala


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013