Denpasar (Antara Bali) - Anggota Fraksi Partai Demokrat DPR Gede Pasek Suardika merasa heran atas sikap jajaran pengurus partainya terkait pembentukan dan pendeklarasian Perhimpunan Pergerakan Indonesia (PPI) di Jakarta, Minggu (15/9).

"PPI itu ormas, bukan parpol. Ibarat radio, kalau Demokrat itu FM, maka PPI itu AM. Tidak ada konstitusi dan aturan partai yang saya langgar," katanya seusai menjadi pembicara dalam seminar tentang reformasi birokrasi di Denpasar, Senin.

Pernyataan itu untuk menanggapi rencana Ketua Fraksi Partai Demokrat DPR Nurhayati Assegaf memanggil Pasek karena kehadirannya pada acara deklarasi PPI di rumah mantan Ketua Umum DPP Partai Demokrat Anas Urbaningrum di kawasan Duren Sawit, Jakarta Timur, Minggu (15/9).

"Kami di Demokrat justru didorong untuk aktif di berbagai ormas. Makanya, pernyataan orang-orang tertentu di Demokrat itu tidak perlu ditanggapi dengan `kontroversi hati` nanti malah mengakibatkan `labil ekonomi`," kata Pasek mengutip beberapa istilah kontroversial yang diungkapkan tunangan salah satu pesohor.

Apalagi menurut Ketua Komisi III DPR itu, nama PPI sama sekali tidak mirip dengan Partai Demokrat. Demikian pula dengan logonya dan aktivitasnya. PPI sebagaimana diungkapkan Pasek adalah ormas yang membidangi masalah sosial dan budaya.

"Saya juga aktif di HKTI (Himpunan Kerukunan Tani Indonesia) milik Pak Prabowo, tapi soal partai saya ikut Pak SBY. Apa salahnya kalau saya ikut ormas-nya Pak Anas?" kata politikus asal Kabupaten Buleleng, Bali, yang pada Pemilu 2014 mencalonkan diri sebagai anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) itu. (M038)

Pewarta: Oleh M. Irfan Ilmie

Editor : M. Irfan Ilmie


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013