Denpasar (Antara Bali) - Warga Desa Pekraman (Adat) Sema bersama warga banjar lainnya yakni Banjar Gria dqan Banjar Badung Desa Melinggih Kaja, Kecamatan Payangan, Kabupaten Gianyar, Bali, menggelar potong gigi secara massal.

"Upacara potong gigi massal dalam rangkaian memukur (nyekah) diikuti sekitar 111 anak muda atau remaja dan dewasa," kata Made Suarjana, salah seorang panitia ngaben massal masyarakat tersebut, Jumat.

Acara yang berlangsung lima tahun sekali itu juga berkaitan atau kelanjutan dari upacara ngaben massal dari warga setempat yang berlangsung 12 hari sebelumnya yang melibatkan 63 sawa (kerangka jenazah).

Ia mengatakan warga yang memiliki anak remaja yang mmengikuti acara potong gigi tersebut terdiri atas berbagai keturunan (soroh) seperti Sangging, Pasek, Bendesa Manik Mas dan Brahmana membaur dalam kegiatan massal tersebut.

"Mereka membaur menjadi satu yang dibuatkan tempat khusus `pekarangan` sebagai simbul kebersamaan dalam perbedaan keturunan, dan pada saat upacara dimulai ditangani sejumlah sangging (petugas yang khusus) secara bergiliran" tutur dia.

Warga Desa Pekraman (Adat) Sema yang berjumlah 437 kepala keluarga semuanya terlibat dalam persiapan upacara massal tersebut dan masing-masing ikut bekerja gotong royong bahkan ikut menanggung biaya bersama demi meringankan warga.

Ia menjelaskan, setiap kepala keluarga dikenakan patus (iuran) sebesar Rp793.000 dengan rincian Rp13.000 per KK untuk masing-masing sawa, sehingga para pemilik sawa memperoleh pembagian jatah dana sekitar Rp5 juta/orang.

Pengumpulan dana itu tidak memberatkan warga, sebab secara kesepakatan dilakukan dengan cara mencicil yang kemudian disimpan di Lembaga Perkreditan Desa (LPD) atau lembaga keuangan desa, sehingga semuanya menjadi mudah dan ringan.

Made mengatakan, rangkaian kegiatan Nyekah serta acara potong gigi massal yang dipuput (dipimpin) sejumlah pedanda itu masih akan berlangsung Sabtu pagi (14/9) kemudian dilanjutkan dengan nganyut ke pantai Goa Lawah keesokan harinya.

Apacara adat secara massal ini merupakan cermin persaudaraan yang tumbuh dari rasa kebersamaan dalam "menyama beraya" (persaudaraan) antarsesama umat manusia, sekaligus landasan kehidupan sehari-hari yang dijalaninya. (WRA) 

Pewarta: Oleh I Ketut Sutika

Editor : I Gede Wira Suryantala


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013