Denpasar (Antara Bali) - Koperasi Produsen Tahu dan Tempe (Kopti) Makmur Kota Denpasar saat ini hanya memiliki stok kedelai sebanyak 15 ton padahal harus memenuhi kebutuhan 185 anggota yang memproduksi tahu dan tempe.

"Stok bahan baku itu cukup untuk tiga hari mendatang, meski kebutuhan berkurang hingga 50 persen sejak meroketnya harga kedelai dari Rp7.000 menjadi Rp9.500 per kg," kata Ketua Kopti Makmur Denpasar, Bambang Haryadi di Denpasar, Senin.

Sebelum ada kenaikan harga kedelai, Bambang mengatakan, pihaknya mendatangkan kedelai dari Surabaya rata-rata sepuluh ton per hari dari rencana 17 ton setiap harinya.

Kopti Makmur memiliki gudang penyimpanan kedelai berkapasitas cukup besar, namun hingga kini belum pernah terpenuhi akibat kesulitan dalam bidang pendanaan untuk mendatangkan pasokan dalam jumlah memadai.

"Dengan demikian kebutuhan bahan baku kedelai bagi anggota dapat dilakukan dengan mendatangkan kedelai impor, begitu datang langsung disalurkan dengan persediaan dua hingga tiga hari ke depan," ujar Bambang Haryadi.

Ia menyebutkan dalam kondisi normal sebelum ada kenaikan harga, kebutuhan bahan baku kedelai anggota rata-rata sepuluh ton per hari.

Pengurangan produksi yang dilakukan oleh sebagian besar anggota dengan tujuan untuk menyiasati kenaikan bahan baku sehingga tahu dan tempe dapat tetap tersedia di pasar.  (WRA) 

Pewarta: Oleh I Ketut Sutika

Editor : I Gede Wira Suryantala


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013