Denpasar (Antara Bali) - PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk sebagai pengelola toko swalayan berjaringan "Alfamart" dan "Alfamidi" membangun 60 ribu unit rumah layak huni untuk keluarga miskin melalui program "Habitat for Humanity Indonesia" selama 2013-2018.
"Pembangunan rumah layak huni itu untuk membantu perekonomian masyarakat sekaligus menekan angka kemiskinan di beberapa daerah di Indonesia," kata Nur Rochman selaku General Manager Corporate Communication PT Sumber Alfaria Trijaya di Denpasar, Jumat malam.
Rumah tersebut diberikan secara cuma-cuma kepada masyarakat yang kurang mampu di Tangerang, Surabaya, dan Medan.
Program itu melibatkan partisipasi masyarakat dalam penggalanggan dana kepedulian sejak 18 Agustus-30 September 2013.
Pelanggan Alfamart dan Alfamidi bisa mendonasikan uang kembalian di kasir. Kemudian sebagai bukti donasi, pelanggan akan medapatkan struk sebagai bukti transaksi.
Peluncuran program tersebut digelar di Tangerang pada 19 Agustus 2013.
Sementara itu, Solihin selaku Corporate Affairs Director PT Sumber Alfaria Trijaya menambahkan bahwa kampanye penggalangan dana melalui Alfamart dan Alfamidi diproyeksikan dapat mewujudkan 50 unit rumah layak huni bagi masyarakat berpenghasilan rendah di Tangerang, Surabaya, dan Medan.
"Habitat for Humanity Indonesia bekerja sama dan dipercaya sebagai mitra kami akan melaksanakan pembangunan rumah, mulai dari penyiapan lokasi, pemilihan keluarga yang memperoleh bantuan, dan proses kontruksi rumah hingga selesai," ujarnnya.
Selain itu, Habitat for Humanity Indonesia juga akan memberikan program pendidikan keuangan kepada para keluarga yang menerima bantuan keuangan untuk mebangun rumah sehingga mereka dapat menabung dan mengalokasikan pendapatan pribadi sebagai penunjang perekonomian sehari-hari.
Bagus Dharmawan selaku Communication Manager Habitat for Humanity Indonesia menilai kreteria yang mendapatan bantuan kerja sama itu adalah berdasarkan suvei.
Survei dan verifikasi dilakukan berdasarkan standar kualitas rumah yang dimiliki oleh penduduk tersebut, seperti halnya rumah yang dimiliki oleh Sarnati (37) warga Mauk, Tanggerang. Selama ini Sarnati dan suaminya berserta ketiga anaknya harus bertahan di sebuah bangunan lapuk, tanpa pondasi, berlantai tanah, dan tidak dilengkapi jendela.
Selain itu, untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari, Sarnati bekerja sebagai buruh cuci pakaian dengan penghasilan Rp200 ribu per bulan. Dengan kondisi rumah yang memperihatinkan dan dan penghasilan pas-pasan harus menghidupi ketiga anaknya.
"Itu adalah salah satu potret warga miskin di Indonesia yang perlu bantuan dan uluran tangan kita semua," ujarnya.
Menurut dia, berdasarkan data statistik angka kemiskinan di Indonesia mencapai 28,07 juta orang atau sekitar 11,37 persen, sedangkan angka kebutuhan rumah sudah mencapai 15 juta unit. (M038)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013
"Pembangunan rumah layak huni itu untuk membantu perekonomian masyarakat sekaligus menekan angka kemiskinan di beberapa daerah di Indonesia," kata Nur Rochman selaku General Manager Corporate Communication PT Sumber Alfaria Trijaya di Denpasar, Jumat malam.
Rumah tersebut diberikan secara cuma-cuma kepada masyarakat yang kurang mampu di Tangerang, Surabaya, dan Medan.
Program itu melibatkan partisipasi masyarakat dalam penggalanggan dana kepedulian sejak 18 Agustus-30 September 2013.
Pelanggan Alfamart dan Alfamidi bisa mendonasikan uang kembalian di kasir. Kemudian sebagai bukti donasi, pelanggan akan medapatkan struk sebagai bukti transaksi.
Peluncuran program tersebut digelar di Tangerang pada 19 Agustus 2013.
Sementara itu, Solihin selaku Corporate Affairs Director PT Sumber Alfaria Trijaya menambahkan bahwa kampanye penggalangan dana melalui Alfamart dan Alfamidi diproyeksikan dapat mewujudkan 50 unit rumah layak huni bagi masyarakat berpenghasilan rendah di Tangerang, Surabaya, dan Medan.
"Habitat for Humanity Indonesia bekerja sama dan dipercaya sebagai mitra kami akan melaksanakan pembangunan rumah, mulai dari penyiapan lokasi, pemilihan keluarga yang memperoleh bantuan, dan proses kontruksi rumah hingga selesai," ujarnnya.
Selain itu, Habitat for Humanity Indonesia juga akan memberikan program pendidikan keuangan kepada para keluarga yang menerima bantuan keuangan untuk mebangun rumah sehingga mereka dapat menabung dan mengalokasikan pendapatan pribadi sebagai penunjang perekonomian sehari-hari.
Bagus Dharmawan selaku Communication Manager Habitat for Humanity Indonesia menilai kreteria yang mendapatan bantuan kerja sama itu adalah berdasarkan suvei.
Survei dan verifikasi dilakukan berdasarkan standar kualitas rumah yang dimiliki oleh penduduk tersebut, seperti halnya rumah yang dimiliki oleh Sarnati (37) warga Mauk, Tanggerang. Selama ini Sarnati dan suaminya berserta ketiga anaknya harus bertahan di sebuah bangunan lapuk, tanpa pondasi, berlantai tanah, dan tidak dilengkapi jendela.
Selain itu, untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari, Sarnati bekerja sebagai buruh cuci pakaian dengan penghasilan Rp200 ribu per bulan. Dengan kondisi rumah yang memperihatinkan dan dan penghasilan pas-pasan harus menghidupi ketiga anaknya.
"Itu adalah salah satu potret warga miskin di Indonesia yang perlu bantuan dan uluran tangan kita semua," ujarnya.
Menurut dia, berdasarkan data statistik angka kemiskinan di Indonesia mencapai 28,07 juta orang atau sekitar 11,37 persen, sedangkan angka kebutuhan rumah sudah mencapai 15 juta unit. (M038)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013