Denpasar (Antara Bali) - Para mahasiswa dari Jurusan Arkeologi Fakultas Sastra Universitas Udayana menolak pembongkaran gedung tua di komplek kampus setempat karena dianggap warisan sejarah yang dulu diresmikan langsung oleh Presiden Soekarno.

"Kami menolak kalau gedung ini dibongkar oleh pihak kampus," kata Arga, juru bicara mahasiswa Arkeologi Unud, di Denpasar, Jumat.

Penolakan mereka terhadap rencana pembongkaran itu terlihat dari sejumlah tulisan yang ditempel pada beberapa bangunan yang hendak dibongkar di Jalan Pulau Nias, Denpasar.

Tulisan yang tertempel itu diantaranya berbunyi "hidup atau mati, bongkar atau mati". Tulisan lain bernada penolakan juga terlihat tertempel pada sejumlah sudut fakultas tersebut.

Berdasarkan informasi dari para mahasiswa, direncanakan gedung kuno akan dibongkar dan dibangun gedung lantai tiga untuk lantai satu akan digunakan sebagai basement, lantai dua sebagai UKM dan lantai tiga tempat teater.

Pihaknya menawarkan beberapa solusi mengenai rencana pembongkaran tersebut. Pertama tidak membongkar gedung itu dan biarkan para ahli untuk memugarnya, setelah dipugar bangunan ini akan menjadi sebuah museum pendirian fakultas sastra dan budaya.

"Solusi yang termudah, berikan kami waktu untuk memberikan penghormatan dan mengenang jasa para pendahulu kami sampai pada Oktober 2013 dalam acara pekan budaya," katanya. (LHS)

Pewarta: Oleh Ni Luh Rhismawati

Editor : Ni Luh Rhismawati


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013