Singaraja (Antara Bali) - Dirjen Ketenagalistrikan Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jarman minta kepada pihak pengelola pusat pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) Celukan Bawang di Kabupaten Buleleng, Bali dapat menyelesaikan "konflik" dengan Bupati setempat secara baik.
"Keberadaan power plant Celukan Bawang sangat penting untuk mendukung ketahanan kelistrikan di Bali, mengingat kapasitas listrik Jawa-Bali tidak cukup untuk mengamankan kebutuhan listrik di Pulau Dewata," kata Dirjen Jarman Kamis petang.
Ketika meninjau pelaksanaan pembangunan PLTU Celukan Bawang, ia mengharapkan pihak pengelola PLTU Celukan Bawang mampu bekerja sama dengan Bupati Buleleng untuk menyelesaikan masalah yang timbul.
Caranya, semua persoalan yang terjadi dijelaskan secara transparan, sehingga ada kesepahaman dari semua pihak, termasuk bupati dan semua pihak lainnya yang berkepentingan,
Kebutuhan listrik Bali selama ini dipasok dari pembangkit di Jawa melalui kabel interkoneksi bawah laut dengan kapasitas 200 MW. Sementara yang sedang dikerjakan akan mampu menghasilkan 150 MW, sehingga total pasokan sebesar 350 MW.
"Dengan kapasitas sebesar itu masih kurang karena total beban puncak di Bali mendekati angka 700 MW, sementara setengah dari kapasitas yang ada masih menggunakan BBM," jelas Dirjen Jarman, (WRA)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013
"Keberadaan power plant Celukan Bawang sangat penting untuk mendukung ketahanan kelistrikan di Bali, mengingat kapasitas listrik Jawa-Bali tidak cukup untuk mengamankan kebutuhan listrik di Pulau Dewata," kata Dirjen Jarman Kamis petang.
Ketika meninjau pelaksanaan pembangunan PLTU Celukan Bawang, ia mengharapkan pihak pengelola PLTU Celukan Bawang mampu bekerja sama dengan Bupati Buleleng untuk menyelesaikan masalah yang timbul.
Caranya, semua persoalan yang terjadi dijelaskan secara transparan, sehingga ada kesepahaman dari semua pihak, termasuk bupati dan semua pihak lainnya yang berkepentingan,
Kebutuhan listrik Bali selama ini dipasok dari pembangkit di Jawa melalui kabel interkoneksi bawah laut dengan kapasitas 200 MW. Sementara yang sedang dikerjakan akan mampu menghasilkan 150 MW, sehingga total pasokan sebesar 350 MW.
"Dengan kapasitas sebesar itu masih kurang karena total beban puncak di Bali mendekati angka 700 MW, sementara setengah dari kapasitas yang ada masih menggunakan BBM," jelas Dirjen Jarman, (WRA)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013