Kesan pengap dan angkuhnya tembok penjara seketika melarut dalam suasana ceria dan penuh dengan persahabatan.

Dinding-dinding tebal berlapis grafiti ekspresi kebebasan berubah menjadi merah-putih, dwi warna yang tiba-tiba manunggal di benak kaum terpenjara tanpa terbedakan bangsa asal mereka.

Narapidana wanita yang bagaikan bunga layu seakan menjelma menjadi bidadari cantik yang turun dari langit. Gerakan mereka seirama dengan tetabuhan "Panyembrama" seolah mampu menyirami jiwa-jiwa tandus narapidana pria.

Ekspresi kebebasan yang terpancar dari guratan wajah telah mengabaikan raga mereka yang terkurung oleh akibat perbuatan nista. Sorak-sorai pun pecah di sebuah tanah lapang yang dahulu pernah jadi medan laga kaum terpenjara dan sipir.

Tak satu pun penghuni Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Denpasar yang mau melewatkan kegembiraan pada pagi hari, 17 Agustus 2013. Peringatan HUT Kemerdekaan RI di kompleks penjara yang berlokasi di Kerobokan, Kabupaten Badung, Bali, diawali dengan upacara.

Tak hanya narapidana warga negara Indonesia yang memang sudah merupakan kewajiban sebagai penghormatan kepada negara tercinta ini, tetapi juga diikuti sejumlah narapidana asing.

Sudah menjadi tradisi saat merayakan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan RI, Lapas Kerobokan juga menggelar lomba panjat pinang.

"Kami ingin menyemarakkan HUT Kemerdekaan RI dengan menghadirkan lomba panjat pinang seperti halnya di luar sana," kata Kepala LP Kelas II A Denpasar I Gusti Ngurah Wiratna.

Kegiatan itu mengurai kejenuhan dan menghibur 980 warga binaan yang berkumpul di tanah lapang. Di tengah-tengah lapangan tertancap batang pohon pinang yang sudah dibaluri pelicin.

Di atas batang pohon pinang itu melingkar beberapa bungkus hadiah berupa makanan dan peralatan mandi. Tak hanya itu, adanya uang tunai yang digantung di ujung pohon pinang menjadi salah satu magnet yang menarik warga binaan itu memanjat pinang.

Sejumlah narapidana asing yang menghuni hotel prodeo itu juga antusias berbaur dengan narapidana lain untuk berebut hadiah.

"Saya sudah dua kali ikut lomba panjat pinang. Ini tahun yang kedua. Meskipun lelah dan sakit, tetapi tidak apa-apa. Yang penting gembira," kata Renae Lawrence, narapidana asal Australia.

Antusiasme itu ditunjukkan oleh wanita yang divonis 20 tahun penjara karena tersangkut kasus narkoba tersebut dengan menjadi salah satu peserta yang bekerja sama dengan rekan lainnya memanjat batang pohon pinang yang licin itu.
Mengenakan baju kaos dan bersepatu olahraga, narapidana perempuan yang cukup fasih berbahasa Indonesia itu tampak sangat siap menopang rekan-rekannya untuk mencapai puncak.

Dilihat dari fisiknya, Renae memang dikenal memiliki tenaga yang cukup kuat sehingga kerap menjadi menjadi tumpuan rekannya.

Dengan diiringi tepuk tangan dan semangat rekan lainnya, para peserta yang masing-masing mewakili beberapa blok di lapas itu tampak kesulitan untuk mencapai hadiah yang digantung di puncak pohon pinang.

Tak jarang sebelum meraih hadiah, mereka sudah jatuh terperosok dan menimpa rekan yang berada di bawahnya.

Tak ada kesan persaingan dan saling sikut. Yang ada kerja sama yang saling bahu-membahu oleh para peserta menjadi salah satu nilai yang bisa dipetik.

Sejumlah narapidana asing lainnnya juga terlihat antusias mengikuti lomba khas 17-an itu, di antaranya Rivombo Amudalat Remilekun dari Afrika Selatan, Muhammed Umar Rangaswamy (India), Federico Andreozzi (Italia), Martin Robert (Jerman), dan beberapa narpidana asing lainnya.

Lomba tersebut menjadi pengalaman yang tak terlupakan bagi napi asing itu untuk memperingati hari jadi sebuah negara yang mungkin tak dirayakan seperti negara asalnya.

Keterlibatan mereka dalam perayaan HUT Ke-68 Kemerdekaan RI tersebut menjadi salah satu tontonan unik yang menyedot perhatian awak media yang meliput kegiatan upacara bendera di dalam lapas terbesar di Bali itu.

Lembaga Pemasyarakatan Kerobokan dihuni oleh 980 orang tahanan dan narapidana atau sudah melebihi kapasitas yang seharusnya menampung 323 orang.

Dari jumlah tersebut, 70 orang di antaranya merupakan warga binaan mancanegara dari 22 negara di dunia yang mendekam di dalam lapas.

Raut wajah yang gembira usai mengikuti panjat pinang makin terasa lengkap tatkala para warga binaan itu mendapat remisi atau pengurangan masa hukuman yang selalu dinantikan.

Pihak LP Kerobokan mengusulkan 608 orang napi mendapatkan remisi dengan besaran yang mencapai satu hingga enam bulan, dan sebanyak 11 orang di antaranya langsung bebas.

Sementara itu, sebanyak 13 napi asing mendapat remisi umum dari satu hingga maksimal enam bulan pengurangan masa hukuman. (M038)

Pewarta: Oleh Dewa Sudiarta Wiguna

Editor : Dewa Sudiarta Wiguna


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013