Denpasar (Antara Bali) - Gubernur Bali Made Mangku Pastika berharap beroperasinya Bandar Udara Ngurah Rai yang baru selesai direnovasi mampu membantu mengurangi angka kemiskinan di Pulau Dewata.
"PT Angkasa Pura I pasti memperoleh keuntungan besar dari Bandara Ngurah Rai terbukti mampu menyusui bandara-bandara yang lain. Oleh karena itu, kami berharap adanya komunikasi yang baik untuk program tanggung jawab sosial perusahaannya (CSR)," katanya saat menerima audiensi tim penyusun buku historis Bandara Ngurah Rai dari PT Angkasa Pura I Syamsudin Haesy dan Handy Heryudhitiawan di Denpasar, Selasa.
Menurut dia, masih banyak masyarakat miskin di Bali yang perlu mendapatkan bantuan sehingga hal ini segera dapat diatasi. Selain itu, sekitar 20 ribu rumah tidak layak huni sampai saat ini terpaksa harus ditempati rumah tangga miskin di Pulau Dewata.
"Keberadaan bandara merupakan salah satu infrastruktur vital dalam kehidupan masyarakat modern yang sangat penting dan strategis. Bisa kita bayangkan kalau sampai ini tidak ada, akses kita pasti terhambat," ucapnya.
Apalagi, kata dia, Bali sebagai salah satu tujuan wisata dunia dan masuk dalam koridor V Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI), maka posisinya sangat penting bagi daerah lainnya di Indonesia, khususnya wilayah timur.
Mantan Kapolda Bali ini menambahkan bahwa Bandara Ngurah Rai selain sesuai fungsi bandara juga telah mengakomodasi nilai-nilai kearifan lokal yang menjadi spirit Bali melalui ornamen dan arsitekturnya.
"Oleh karena itu, ketika perluasan pembangunan dimulai kita upayakan ini bisa masuk untuk menjaga taksu Bali dan nanti setelah beroperasi juga bisa membawa kesejahteraan bagi masyarakat," katanya.
Sementara itu, tim penyusun buku Syamsudin Haesy dan Handy Heryudhitiawan mengatakan rencana penerbitan dua buah buku pada peresmian Bandara International Ngurah Rai beberapa waktu mendatang.
Buku pertama akan mengulas perkembangan Bandara Ngurah Rai praperluasan yang dibangun sejak 1930 dan buku berikutnya mengulas pascaperluasan. (LHS)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013
"PT Angkasa Pura I pasti memperoleh keuntungan besar dari Bandara Ngurah Rai terbukti mampu menyusui bandara-bandara yang lain. Oleh karena itu, kami berharap adanya komunikasi yang baik untuk program tanggung jawab sosial perusahaannya (CSR)," katanya saat menerima audiensi tim penyusun buku historis Bandara Ngurah Rai dari PT Angkasa Pura I Syamsudin Haesy dan Handy Heryudhitiawan di Denpasar, Selasa.
Menurut dia, masih banyak masyarakat miskin di Bali yang perlu mendapatkan bantuan sehingga hal ini segera dapat diatasi. Selain itu, sekitar 20 ribu rumah tidak layak huni sampai saat ini terpaksa harus ditempati rumah tangga miskin di Pulau Dewata.
"Keberadaan bandara merupakan salah satu infrastruktur vital dalam kehidupan masyarakat modern yang sangat penting dan strategis. Bisa kita bayangkan kalau sampai ini tidak ada, akses kita pasti terhambat," ucapnya.
Apalagi, kata dia, Bali sebagai salah satu tujuan wisata dunia dan masuk dalam koridor V Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI), maka posisinya sangat penting bagi daerah lainnya di Indonesia, khususnya wilayah timur.
Mantan Kapolda Bali ini menambahkan bahwa Bandara Ngurah Rai selain sesuai fungsi bandara juga telah mengakomodasi nilai-nilai kearifan lokal yang menjadi spirit Bali melalui ornamen dan arsitekturnya.
"Oleh karena itu, ketika perluasan pembangunan dimulai kita upayakan ini bisa masuk untuk menjaga taksu Bali dan nanti setelah beroperasi juga bisa membawa kesejahteraan bagi masyarakat," katanya.
Sementara itu, tim penyusun buku Syamsudin Haesy dan Handy Heryudhitiawan mengatakan rencana penerbitan dua buah buku pada peresmian Bandara International Ngurah Rai beberapa waktu mendatang.
Buku pertama akan mengulas perkembangan Bandara Ngurah Rai praperluasan yang dibangun sejak 1930 dan buku berikutnya mengulas pascaperluasan. (LHS)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013