Denpasar (Antara Bali) - Kritikus tari dari Institut Kesenian Jakarta (IKJ) Sal Murgiyanto menilai kualitas dosen dan mahasiswa seni di Indonesia lebih bagus dibandingkan dengan negara lain.

"Namun sebagai institusi, pendidikan tinggi sangat lemah karena pengelolaannya yang tidak sesuai tuntutan zaman dan tantangan global," katanya dalam orasi ilmiah Dies Natalis X dan Wisuda Sarjana Seni XI Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar, Minggu.

Dalam orasi ilmiah berjudul "Mengukir Prestasi di Era Globalisasi ISI Denpasar Menuju Pusat Unggulan Seni Budaya", dia mengemukakan bahwa kondisi perguruan tinggi di Indonesia itu juga berlaku bagi ISI Denpasar.

Pihaknya selama 18 tahun mengajar di Program Pascasarjana Taipei National University of the Arts (TNUA) dan lebih dari sepuluh kali terlibat dalam kegiatan pertukaran budaya Taiwan-Bali mengundang seniman, praktisi, dan pemikir dari Bali.

Separuh lebih dari seniman yang terlibat adalah pengajar, mahasiswa, atau alumni ISI Denpasar antara lain Ketut Kodi, Gusti Sudarta, Prof I Wayan Dibia, I Nyoman Chaya, Ketut Saba, dan Nengah Mulyana. (M038)

Pewarta: Oleh IK Sutika

Editor : M. Irfan Ilmie


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013