Denpasar (Antara Bali) - Gubernur Bali Made Mangku Pastika mendorong para intelektual dan pemimpin Hindu untuk peka memecahkan persoalan kemiskinan di Pulau Dewata dan tidak hanya berkutat mengurusi persoalan agama.

"Saya harapkan agar sensitif terhadap persoalan `manusa yadnya` seperti mengurusi orang miskin dan orang tidak sekolah, diperlukan kesadaran untuk mulai mengubah pola pikir," katanya saat menerima audiensi pengurus World Hindu Parisad di Denpasar, Selasa.

Menurut dia, seringkali umat Hindu lebih menitikberatkan pelaksanaan ritual dari sisi Dewa Yadnya (persembahan pada Tuhan) dan Bhuta Yadnya (persembahan untuk menetralisir pengaruh buruk alam).

"Namun, sangat sedikit yang sadar untuk turut menolong sesama yang merupakan bagian dari pelaksanaan Manusa Yadnya. Padahal di Bali, sedikitnya 20 ribu rumah tidak layak huni harus ditempati warga kita. Datanya sudah lengkap dengan alamat dan nama," ucapnya.

Mantan Kapolda Bali ini menguraikan adagium yang merupakan hasil perenungannya bahwa `orang menjadi miskin itu mungkin karena dosa, tetapi orang yang membiarkan orang miskin lebih berdosa. Membuat orang menjadi miskin berdosa besar. Pemimpin membiarkan semua itu terjadi adalah dosa terbesar`. (LHS)

Pewarta: Oleh Ni Luh Rhismawati

Editor : Ni Luh Rhismawati


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013