Denpasar (Antara Bali) - Pedagang jajanan pasar untuk menu buka puasa menjamur di Kampung Jawa sebagai kantung komunitas muslim terbesar di Kota Denpasar.
Wilayah Kampung Jawa yang memanjang dari Jalan Ahmad Yani, Jalan Kartini, hingga Jalan Maruti berjajar pedagang jajanan pasar, mulai bubur, kolak, satai, hingga berbagai jenis sayur-sayuran.
"Selama bulan puasa permintaannya memang tinggi," kata Gustaf (28) pedagang asal Yogyakarta saat ditemui di sela-sela kesibukannya melayani pembeli di Jalan Ahmad Yani, Denpasar, Senin.
Saban hari dia menjual satai kambing, namun selama bulan puasa berjualan jajanan pasar yang ditawarkan mulai dari harga Rp1.000 per hingga Rp10.000 per bungkus.
Dari berjualan jajanan pasar untuk menu takjil itu, dia bisa meraih pendapatan kotor Rp1,5 juta hingga Rp2 juta per hari.
Gustaf menjamin jajanan pasar yang disajikanya itu sehat karena dibuat saat pagi hari dan tanpa menggunakan bahan pengawet.
Hal senada dituturkan Opi pedagang jajajan pasar asal Bayuwangi, Jawa Timur. "Kalau saya berjualan gorengan paling sehari dapat Rp500 ribu, tapi kalau jualan jajanan seperti ini bisa lebih banyak dapatnya," ucap perempuan berusia 26 tahun itu.
Menurut dia, berjualan jajanan buka puasa lebih gampang karena barangnya mudah didapat di pasar dan tidak perlu mengolahnya.
Sudah hampir empat tahun dia menjadi pedagang musiman selama bulan puasa di Kampung Jawa. "Hasilnya lumayan dibandingkan jualan gorengan sehari-hari," kata Opi. (WRA)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013
Wilayah Kampung Jawa yang memanjang dari Jalan Ahmad Yani, Jalan Kartini, hingga Jalan Maruti berjajar pedagang jajanan pasar, mulai bubur, kolak, satai, hingga berbagai jenis sayur-sayuran.
"Selama bulan puasa permintaannya memang tinggi," kata Gustaf (28) pedagang asal Yogyakarta saat ditemui di sela-sela kesibukannya melayani pembeli di Jalan Ahmad Yani, Denpasar, Senin.
Saban hari dia menjual satai kambing, namun selama bulan puasa berjualan jajanan pasar yang ditawarkan mulai dari harga Rp1.000 per hingga Rp10.000 per bungkus.
Dari berjualan jajanan pasar untuk menu takjil itu, dia bisa meraih pendapatan kotor Rp1,5 juta hingga Rp2 juta per hari.
Gustaf menjamin jajanan pasar yang disajikanya itu sehat karena dibuat saat pagi hari dan tanpa menggunakan bahan pengawet.
Hal senada dituturkan Opi pedagang jajajan pasar asal Bayuwangi, Jawa Timur. "Kalau saya berjualan gorengan paling sehari dapat Rp500 ribu, tapi kalau jualan jajanan seperti ini bisa lebih banyak dapatnya," ucap perempuan berusia 26 tahun itu.
Menurut dia, berjualan jajanan buka puasa lebih gampang karena barangnya mudah didapat di pasar dan tidak perlu mengolahnya.
Sudah hampir empat tahun dia menjadi pedagang musiman selama bulan puasa di Kampung Jawa. "Hasilnya lumayan dibandingkan jualan gorengan sehari-hari," kata Opi. (WRA)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013