Jakarta (Antara Bali) - Masyarakat Indonesia diminta untuk berhati-hati apabila akan atau baru saja ke kawasan Timur Tengah di tengah maraknya infeksi virus MERS-Cov yang dapat menyebabkan kematian, lapor Kementerian Kesehatan RI.
"Masyarakat harus berhati-hati terjangkiti virus Sindrom Pernafasan Timur Tengah (MERS) yang sempat menewaskan 38 orang di seluruh dunia," kata Murti Utami, kepala Pusat Komunikasi Publik Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan, dalam siaran pers yang diterima di Jakarta pada Kamis.
Kemenkes melaporkan dalam kurun waktu tiga bulan -- April-Juni 2013 -- jumlah korban infeksi virus MERS-Cov di dunia tercatat sebanyak 64 kasus (Arab Saudi terdapat 49 kasus, Italia 3 kasus, Inggris Raya 3 kasus, Prancis 2 kasus, Jordania 2 kasus, Qatar 2 kasus, Tunisia 2 kasus dan Uni Emirat Arab 1 kasus).
Meski begitu dilaporkan, masyarakat tetap bisa melakukan perjalanan ke negara-negara kawasan Teluk Arab dan sekitarnya. Alasannya Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Pusat Kendali dan Pencegahan Penyakit (CDC) yang berbasis di Amerika Serikat dan Indonesia belum mengeluarkan "travel warning" terkait merebaknya MERS-Cov di kawasan Timur Tengah.
"Jika terdapat tanda demam dan atau gangguan pernapasan bagian bawah (batuk atau sesak napas) setelah melakukan perjalanan ke Timur Tengah sebaiknya periksa ke dokter. Terlebih jika sakit itu sampai berlanjut hingga 14 hari sesudah perjalanan," katanya.
MERS merupakan suatu penyakit yang disebabkan oleh virus korona MERS (MERS-Cov). Dilaporkan korban pertama kali yang terjangkiti adalah pada 2012 di Arab Saudi. (*/ADT)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013
"Masyarakat harus berhati-hati terjangkiti virus Sindrom Pernafasan Timur Tengah (MERS) yang sempat menewaskan 38 orang di seluruh dunia," kata Murti Utami, kepala Pusat Komunikasi Publik Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan, dalam siaran pers yang diterima di Jakarta pada Kamis.
Kemenkes melaporkan dalam kurun waktu tiga bulan -- April-Juni 2013 -- jumlah korban infeksi virus MERS-Cov di dunia tercatat sebanyak 64 kasus (Arab Saudi terdapat 49 kasus, Italia 3 kasus, Inggris Raya 3 kasus, Prancis 2 kasus, Jordania 2 kasus, Qatar 2 kasus, Tunisia 2 kasus dan Uni Emirat Arab 1 kasus).
Meski begitu dilaporkan, masyarakat tetap bisa melakukan perjalanan ke negara-negara kawasan Teluk Arab dan sekitarnya. Alasannya Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Pusat Kendali dan Pencegahan Penyakit (CDC) yang berbasis di Amerika Serikat dan Indonesia belum mengeluarkan "travel warning" terkait merebaknya MERS-Cov di kawasan Timur Tengah.
"Jika terdapat tanda demam dan atau gangguan pernapasan bagian bawah (batuk atau sesak napas) setelah melakukan perjalanan ke Timur Tengah sebaiknya periksa ke dokter. Terlebih jika sakit itu sampai berlanjut hingga 14 hari sesudah perjalanan," katanya.
MERS merupakan suatu penyakit yang disebabkan oleh virus korona MERS (MERS-Cov). Dilaporkan korban pertama kali yang terjangkiti adalah pada 2012 di Arab Saudi. (*/ADT)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013