Denpasar (Antara Bali) - Peresmian jalan di atas perairan (JDP) yang menghubungkan Pelabuhan Benoa-Bandar Udara Ngurah Rai-Nusa Dua akan dilaksanakan bersamaan dengan Hari Ulang Tahun Pemprov Bali ke-55 pada 14 Agustus 2013.
Gubernur Bali Made Mangku Pastika, di Denpasar, Selasa, mengatakan atas rencana itu ia sudah bersurat kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono supaya bisa meresmikan JDP pada waktu yang telah dijadwalkan. "Saya sangat berharap Presiden bisa meresmikan JDP sekaligus meresmikan nama jalannya," ucapnya.
Ia mengemukakan sudah mengirimkan dua opsi nama JDP kepada presiden yakni Jalan Soekarno-Hatta dan Jalan Bali Mandara.
Menurut mantan Kapolda Bali ini, Jalan Soekarno Hatta diberikan untuk mengenang jasa dua Proklamator RI karena atas jasa mereka, bangsa ini bisa berdiri sampai sekarang.
Sedangkan nama Jalan Bali Mandara, ucap dia, selain ide dari Presiden SBY sendiri, juga mengandung arti yang khusus bagi Bali. "Bali Mandara itu, melekat nama Balinya, seluruh dunia bisa langsung tahu Bali dan ada di Bali. Mandara itu artinya agung, besar dan suci," ucapnya.
Ia sudah menyerahkan kedua usulan nama jalan tersebut kepada Presiden SBY untuk memutuskan nama JDP, hal ini mengingat untuk nama jalan nasional, pemberian nama dilakukan oleh pemerintah pusat.
Di sisi lain, kata Pastika, yang belum mendapat pembahasan adalah soal tarif keluar masuk JDP bagi kendaraan roda dua dan kendaraan roda empat atau lebih. "Persoalan berapa tarifnya, itu nanti menjadi pembahasan di DPRD Bali karena harus melalui persetujuan Dewan," ucapnya.
JDP atau jembatan tol dengan panjang 12,7 kilometer yang dipersiapkan untuk mendukung pelaksanaan Konferensi Tingkat Tinggi Kerja Sama Ekonomi Bangsa-bangsa Asia Pasifik 2013 itu menelan biaya sebesar Rp2,4 triliun.
Proyek yang sedianya dikerjakan dalam waktu 18 bulan dapat dirampungkan hanya dalam waktu 14 bulan. Di Indonesia, JDP menjadi jalan terpanjang di atas perairan yang dibuat oleh tenaga-tenaga lokal. (LHS)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013
Gubernur Bali Made Mangku Pastika, di Denpasar, Selasa, mengatakan atas rencana itu ia sudah bersurat kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono supaya bisa meresmikan JDP pada waktu yang telah dijadwalkan. "Saya sangat berharap Presiden bisa meresmikan JDP sekaligus meresmikan nama jalannya," ucapnya.
Ia mengemukakan sudah mengirimkan dua opsi nama JDP kepada presiden yakni Jalan Soekarno-Hatta dan Jalan Bali Mandara.
Menurut mantan Kapolda Bali ini, Jalan Soekarno Hatta diberikan untuk mengenang jasa dua Proklamator RI karena atas jasa mereka, bangsa ini bisa berdiri sampai sekarang.
Sedangkan nama Jalan Bali Mandara, ucap dia, selain ide dari Presiden SBY sendiri, juga mengandung arti yang khusus bagi Bali. "Bali Mandara itu, melekat nama Balinya, seluruh dunia bisa langsung tahu Bali dan ada di Bali. Mandara itu artinya agung, besar dan suci," ucapnya.
Ia sudah menyerahkan kedua usulan nama jalan tersebut kepada Presiden SBY untuk memutuskan nama JDP, hal ini mengingat untuk nama jalan nasional, pemberian nama dilakukan oleh pemerintah pusat.
Di sisi lain, kata Pastika, yang belum mendapat pembahasan adalah soal tarif keluar masuk JDP bagi kendaraan roda dua dan kendaraan roda empat atau lebih. "Persoalan berapa tarifnya, itu nanti menjadi pembahasan di DPRD Bali karena harus melalui persetujuan Dewan," ucapnya.
JDP atau jembatan tol dengan panjang 12,7 kilometer yang dipersiapkan untuk mendukung pelaksanaan Konferensi Tingkat Tinggi Kerja Sama Ekonomi Bangsa-bangsa Asia Pasifik 2013 itu menelan biaya sebesar Rp2,4 triliun.
Proyek yang sedianya dikerjakan dalam waktu 18 bulan dapat dirampungkan hanya dalam waktu 14 bulan. Di Indonesia, JDP menjadi jalan terpanjang di atas perairan yang dibuat oleh tenaga-tenaga lokal. (LHS)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013