Washington (Antara Bali) - ACDI/VOC dan Yayasan Kakao Dunia (WCF) meresmikan prakarsa pengembangan pertanian di Indonesia bernama Proyek Inovasi Kakao, yang memanfaatkan kemitraan dari sektor swasta untuk membantu mengembangkan sektor kakao Indonesia. Proyek ini bertujuan untuk meningkatkan pendapatan dan efisiensi petani kakao melalui inovasi dalam manajemen hasil panen kakao dan penerapan teknologi informasi.

WCF mendonasikan sebesar 300.000 dolar Amerika kepada ACDI/VOCA untuk proyek ini - pendanaan tersebut berasal dari Badan Pengembangan Internasional Amerika Serikat. Bantuan-bantuan dari proyek ini mencakup, pinjaman mikro kredit kepada para petani kakao; penggunaan perbankan berbasis telepon dan sistem ekstensi pertanian; dan model bisnis fermentasi kakao berbasis masyarakat yang kesemuanya ditujukkan untuk meningkatkan kualitas kakao.

Para anggota WCF, yang terdiri dari Armajaro, Continaf, The Hershey Company, Mars, Mondelez International,dan Olam, menyediakan dukungan finansial dari sektor swasta. Proyek Inovasi Kakao menggabungkan ACDI/VOCA, yang memiliki pengalaman selama 50 tahun di dalam sektor keahlian pengembangan, dengan kemampuan dan sumber daya dari sejumlah bisnis lokal utama, sehingga dapat melibatkan berbagai pemangku kepentingan untuk mengembangkan sektor kakao Indonesia secara berkesinambungan. Selain sumbangan dari WCF, yang merepresentasikan sejumlah perusahaan kakao dunia, ACDI/VOCA juga turut mendonasikan bantuan sebesar 275.000 dolar Amerika untuk menjamin kesuksesan program ini dan memberi dampak signifikan bagi kehidupan petani kakao dan kualitas kakao.

Presiden WCF, Bill Guyton, berkata WCF menantikan untuk dapat bermitra dengan pemerintah Indonesia, ACDI/VOCA, dan para petani kakao untuk menyukseskan proyek ini.

Guyton melanjutkan, "Seperti di sejumlah bagian dunia lainnya, sektor kakao di Indonesia, seperti di Sulawesi dan pulau-pulau sekitarnya, dikembangkan pada lahan-lahan kecil yang dimiliki oleh keluarga-keluarga, yang mempekerjakan ratusan ribu petani. Kakao memiliki peran yang vital dalam ketahanan pangan bagi masyarakat pedesaan, karena mereka sangat mengandalkan sektor pertanian untuk meningkatkan pendepatan dan penghidupan mereka."

Pemimpin proyek ACDI/VOCA, Hasrun Hafid, mengomentari program ini, "Meskipun kami berkonsentrasi pada produktivitas pertanian, tak menutup kemungkinan, kita akan terus memperluas kepedulian kami. Dengan menggunakan pendekatan rantai nilai yang holistik, proyek ini akan menekankan pada kesinambungan pada seluruh rantai pasokan - tak hanya pada peningkatan produksi bruto.

Proyek ini akan membantu para petani kakao melalui sejumlah aktivitas sebagai berikut: Pinjaman mikro kredit untuk memungkinkan para petani meningkatkan hasil panen

Pinjaman musiman - kombinasi dari modal berupa uang dan pupuk - akan disalurkan kepada par petani, dan ACDI/VOCA akan mendemonstrasikan keampuhan dari produk pupuk dan berbagai metode pertanian yang baik. Mengacu pada musim saat ini, diharapkan akan menghasilkan 7,5 dolar Amerika per pendanaan sebesar 1 dolar Amerika. Transaksi keuangan seluler: sebuah inovasi pada rantai pasokan kakao

Proyek ini mengujicobakan pembentukan akun bank seluler yang berbunga, sehingga memungkinkan para pembeli kakao untuk membayar ke petani melalui telepon selulernya. Sistem ini akan mulai diujicobakan terhadap 2000 petani pada akhir tahun 2013 untuk membuktikan bahwa sistem ini dapat diaplikasikan di sektor pertanian lainnya. Teknologi informasi dan komunikasi (ICT) untuk petani kakao

Proyek ini akan bermitra dengan Grameen Foundation untuk memperkenalkan platform ICT ekstensi seluler TaroWorks untuk rantai pasokan kakao. Platform TaroWorks menggunakan aplikasi telepon seluler dan jaringan manusia untuk menyediakan informasi yang tepat waktu dan relevan bagi para petani miskin. Model fermentasi berbasis masyarakat

Proyek ini akan mengujicobakan model bisnis fermentasi berbasis masyarakat dalam dua komunitas petani kakao pada tahun 2013 dan 2014 untuk melatih petani wanita memfermentasikan biji kakao agar mendapatkan kakao berkualitas dan berharga tinggi. Yayasan Kakai Dunia (WCF) adalah yayasan keanggotaan internasional yang meningkatkan ekonomi kakao berkesinambungan dengan menyediakan petani kakao dengan perangkat pertanian yang mereka butuhkan untuk menghasilkan kakao yang baik, memasarkannya, dan pada akhirnya, memperoleh pendapatan yang lebih baik dari kakao. Usaha-usaha ini pada akhirnya dapat membantu meningkatkan pasokan kakao dan menjami para pecinta coklat dapat menikmati produk-produk coklat favorit mereka. Jumlah anggota WCF mencapai lebih dari 100 produsen, pengolah, pengelola rantai pasokan, dan perusahaan kakao dan coklat lainnya di seluruh dunia, yang merepresentasikan lebih dari 80 persen pasar kakao global. Untuk informasi lebih lanjut, kunjungi www.worldcocoa.org. ACDI/VOCA adalah sebuah lembaga nirlaba berbasis di Washington, D.C. yang membantu menjaga pertumbuhan ekonomi, menciptakan standar kehidupan, dan membentuk masyarakat yang dinamis. Didirikan pada tahun 1963, lembaga ini telah mengimplementasikan sejumlah proyek di 146 negara dengan bekerjasama dengan sektor umum, swasta, dan multilateral, seperti USAID, USDA, the Millennium Challenge Corporation, Bank Dunia, UNDP, the Bill & Melinda Gates Foundation, EBRD, NEPAD, Asian and Inter-American Development Banks, dan berbagai perusahaan dan negara. Untuk informasi lebih lanjut, kunjungi www.acdivoca.org. Untuk informasi lebih lanjut tentang Yayasan Kakao Dunia, hubungi Jackie Marks jackie.marks@worldcocoa.org, atau kunjungi www.worldcocoa.org Untuk informasi lebih lanjut tentang ACDI/VOCA atau proyek Indonesia, hubungi Anja Tranovich atranovich@acdivoca.org (Antara/PRNewswire/WRA)

Pewarta:

Editor : I Nyoman Aditya T I


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013