Cambridge, Massachusetts (Antara Bali) - Mengapa siswa dari negara-negara tertentu lebih mudah belajar bahasa Inggris dibandingkan siswa ngara-negara lain? Mengapa cara yang paling efektif mengajarkan bahasa Inggris ke siswa-siswa Rusia dan Cina sangat berbeda dengan siswa-siswa yang terbiasa belajar dengan penutur asli? Bisakah pengaruh pemahaman penguasaan kemampuan berbahasa Inggris membantu para pendidik merancang cara yang lebih efektif untuk mengajar? EF Education First (EF) dan Fakultas Pendidikan Pasca Sarjana Universitas Harvard (HGSE) akan berusaha untuk mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tersebut melalui penelitian metodologi pendidikan bahasa.   

Untuk melihat Siaran Pers Multimedia, silakan klik: http://www.multivu.com/mnr/61917-ef-education-harvard-graduate-school

Kolaborasi ini akan dimulai dengan berkonsentrasi pada cara siswa-siswa di dalam kemampuan bahasa Inggris tertulis. Associate Professor Paola Uccelli dan beberapa mahasiswa peraih gelar doktornya dari Program Bahasa & Sastra HGSE akan meneliti karya tulis oleh penutur bahasa Inggris dari Rusia, Cina, dan asli yang telah menganyam pendidikan dengan EF. Tim ini akan membandingkan sejumlah skripsi, mencatat rentetan kejadian perbedaan yang berulang pada prosa, dan berusaha untuk mencari pendekatan akademis yang terbaik dalam mengembangkan kemampuan berbahasa Inggris.

Kolaborasi ini ialah sebuah kesempatan bagi organisasi pendidikan internasional swasta terkemuka ini untuk memberikan akses potensial bagi para peneliti HGSE untuk mengetahui sejumlah data yang tak pernah ada sebelumnya yang dapat mengungkapkan berbagai pendekatan baru untuk menjadikan pendidikan bahasa Inggris lebih mudah bagi semua orang di seluruh dunia.

"Sebuah kebanggaan bagi kami untuk dapat terus memacu inovasi di dalam pendidikan bahasa," kata Ketua Umum Bersama EF, Philip Hult. "Proyek penelitian kami bersama dengan tim HGSE sangat menarik dan dapat mencetuskan solusi tentang bagaimana penilaian berbasis data pendidikan bahasa dapat membantu para siswa mempelajari bahasa Inggris lebih efektif lagi di masa mendatang."

Para peneliti EF dan HGSE mempertimbangkan sejumlah topik tambahan lainnya untuk pendidikan di masa depan, seperti efektifitas pengajaran pedagogi kemampuan berbahasa Inggris lisan tingkat regional, dampak pendidikan eksperiensial melalui pendekatan buku pelajaran tradisional, dan potensi di dalam memanfaatkan "Big Data" dari jutaan siswa EF untuk mengidentifikasi berbagai pendekatan baru di dalam pengajaran bahasa Inggris.

"Kolaborasi ini berpotensi untuk menciptakan berbagai temuan penting bagi pendekatan dan cara pedagogi berbasis penelitian untuk mendukung para remaja dari berbagai negara yang ingin menjadi ahli penulis bahasa Inggris," ungkap Dr. Uccelli.

EF Education First didirikan pada tahun 1965 dengan misi untuk meruntuhkan hambatan dan batasan di dalam kebahasaan, kebudayaan, dan geografi. Dengan 450 sekolah dan kantor cabang di 50 negara, EF berkonsentrasi pada program pendidikan kebahasaan, wisata edukasi, pemberian gelar akademik, dan pertukaran budaya.

Kontak:  mediainquiryandreas.backmanmicka@ef.com

Sumber: EF Education First Ltd
(Antara/PRNewswire/ADT)

Pewarta:

Editor : I Nyoman Aditya T I


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013