Denpasar (Antara Bali) - Penyanyi jaz asal Papua Edo Kondologit menyayangkan maraknya alih fungsi lahan pertanian di Bali untuk pembangunan sarana akomodasi pariwisata.

"Lahan di Bali memeiliki nilai jual yang sangat tinggi baik dari produksi pertanian maupun nilai jual untuk wisatawan dengan demikian harus diperjuangkan jangan sampai habis dialih fungsikan menjadi perumahan dan hotel," katanya di sela-sela mendampingi duta seni Papua pada Pesta Kesenian Bali (PKB) XXXV di Denpasar, Senin.

Menurut dia, areal persawahan di Bali itu memiliki sistem yang sangat langka dibandingkan daerah lainnya karena mengaplikasikan kemajuan teknologi dengan kearifan lokal, seperti di Desa Jatiluwih, Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan, yang luas lahan pertaniannya 303 hektare, namun hanya menjadi produsen utama beras merah.

Desa Jatiluwih yang berada di ketinggian 700 meter di atas permukaan laut itu dibuat berundak-undak untuk menawarkan pemandangan alam yang menakjubkan.

Sistem sawah berteras ini membuat Jatiluwih dinobatkan oleh UNESCO sebagai salah satu warisan budaya dunia.

Untuk mengairi sawah seluas 636 hektare di Jatiluwih juga dipergunakan sistem pengairan subak atau sistem pengairan tradisional khas Bali yang berbasiskan masyarakat.

Namun Edo percaya kepada masyarakat Bali, terutama para tokoh adat dan seniman sudah memikirkan hal itu untuk mempertahankan adat dan budaya warisan leluhurnya.

"Siapa pun nanti yang terpilih yang menjadi Gubernur Bali, mari kita sama-sama dukung dan awasi kinerjanya dan ciptakan perdamaian," kata caleg PDIP itu.  (WRA)

Pewarta: Oleh Wira Suryantala

Editor : Nyoman Budhiana


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013